kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar Kekuatan Permodalan Bank Besar di Tengah Pembagian Dividen Jumbo


Minggu, 17 Maret 2024 / 17:46 WIB
Menakar Kekuatan Permodalan Bank Besar di Tengah Pembagian Dividen Jumbo
ILUSTRASI. Sejumlah bank jumbo menggelontorkan dividen jumbo dari laba tahun 2023 kepada para pemegang saham.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank jumbo menggelontorkan dividen jumbo dari laba tahun 2023 kepada para pemegang saham. Pembayaran dividen ini mempertimbangkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan yang semakin kuat.

BRI misalnya, menebar dividen jumbo dengan rasio 80% atau sebesar Rp 48,10 triliun dari total laba bersih tahun buku 2023 yang sebesar Rp 60,43 triliun. Bank Mandiri, membagikan dividen tunai sebesar Rp 33,03 triliun atau 60% dari total laba bersih tahun buku 2023.

Selain itu ada BTN yang membagikan 20% laba untuk dividen atau senilai Rp 700,19 miliar. BBNI memutuskan untuk menebar dividen sebesar 50% dari total laba bersih tahun 2023 atau Rp 10,45 triliun.

BCA juga telah menebar dividen tunai senilai Rp 33,28 triliun. Dividen tunai itu mencapai 68,47% dari laba bersih di tahun 2023.

Baca Juga: Simak Saham Pilihan di IDX High Dividend 20 Berikut Ini

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan, bahwa tebaran dividen jumbo yang digelontorkan BNI sejalan dengan kondisi permodalan bank yang kuat. Ia menyebut, CAR BNI per Desember 2023 berada di level 22,3% jauh di atas requirement minimum yang disyaratkan regulator namun tetap kompetitif di antara peers serta memberikan sinyal yang positif baik bagi investor maupun lembaga pemeringkat.

"Kondisi CAR yang sehat ini kami yakini bisa terus kami pertahankan ke depannya sehingga sustainability dan pertumbuhan perusahaan dapat terus kami pertahankan," ungkap Royke kepada kontan.co.id, Jumat (15/3).

Royke menambahkan, pihaknya memproyeksikan CAR akan di jaga di kisaran 20%-21%. Dengan upaya penguatan modal yang di lakukan dengan cara organik melalui pertumbuhan profit yang sustain dan menumbuhkan portofolio aset yang berkualitas.

Baca Juga: Single Stock Futures Akan Meluncur, Bisa Cari Cuan Saat Pasar Tak Menentu

Direktur Utama BRI Sunarso juga menegaskan, dalam lima tahun ke depan, bank BRI masih leluasa membagikan dividen jumbo. Ini mengingat modal BRI cukup besar. Kondisi ini tergambar dari rasio permodalan atau CAR di 27%.

Rasio CAR BRI jauh di atas permodalan yang meliputi segala risiko bisnis, di 17,5%. Dus, masih ada kelonggaran penggunaan CAR BRI sekitar 10% dan bisa bertahan untuk lima tahun. 

"Saya proyeksikan lima tahun ke depan masih mampu bagi dividen 80% dari laba," ungkap Sunarso.

Baca Juga: Setelah Bank, Masih Ada THR Dividen dari Sektor Tambang

Sementara Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyampaikan, secara fundamental, besaran dividen tersebut telah mempertimbangkan posisi likuiditas serta struktur permodalan Bank Mandiri dalam mendukung rencana pada 2024.

Tercatat, per Desember 2023 rasio kecukupan modal Bank Mandiri berada pada level 22%, naik 234 bps dibandingkan tahun sebelumnya 19,7%.

"Setelah pembagian dividen, rasio kecukupan modal atau CAR Bank Mandiri sampai dengan akhir tahun nanti diproyeksikan pada level yang kurang lebih sama dengan Desember 2023," ungkap Darmawan.

Baca Juga: Tak Cuma Bonus & Tantiem, Kepemilikan Saham Ikut Dongkrak Kekayaan Bankir Papan Atas

Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu juga bilang bahwa pembagian dividen ini tetap mempertimbangkan modal yang dimiliki oleh BTN. Dalam hal ini, ia memperhatikan rasio modal tier 1 yang dimiliki.

Jika menilik laporan keuangan per 31 Desember 2023, rasio modal tier-1 milik BTN berada di level 17,45% naik dari tahun sebelumnya 16,13%. Sementara itu, rasio CAR BTN berada di level 20,07%, sedikit turun dari tahun 2022 di 20,17%.

”Untuk CAR memang sudah lebih dari cukup untuk melakukan ekspansi. CAR kami jaga biar tidak di bawah 19% tapi kalau modal tier-1 dijaga di kisaran 14% hingga 17%,” ujarnya.

Baca Juga: Neraca Dagang Bisa Surplus Namun Menciut

Adapun Executive Vice President Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn  mengatakan, saat ini permodalan BCA berada pada posisi yang solid, serta alokasi modal untuk risiko operasional juga terus turun.

Tercatat rasio kecukupan modal BCA berada di level 29,4% pada 2023, meningkat dari CAR BCA di 2022 yang berada di level 25,8%.

"Posisi permodalan tersebut kami pandang cukup memadai untuk mengantisipasi risiko yang mungkin timbul, serta untuk menopang aktivitas usaha dan pengembangan bisnis secara berkelanjutan," ucapnya.

Ke depan, BCA berharap posisi permodalan tetap terjaga pada level yang memadai, ditopang oleh pencapaian kinerja yang solid sepanjang tahun 2022 serta prospek pertumbuhan ekonomi nasional yang positif. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×