kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menanti Dividen Interim Perbankan Di Kala Kinerja Cemerlang


Senin, 13 November 2023 / 18:57 WIB
Menanti Dividen Interim Perbankan Di Kala Kinerja Cemerlang
ILUSTRASI. Sejumlah perbankan jumbo siap memberikan dividen interim


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca pemaparan kinerja yang signifikan di periode sembilan bulan pertama tahun ini, kini pembagian dividen interim untuk para pemegang saham wajib dinantikan. Sebab, ada beberapa bank dalam beberapa tahun terakhir yang memang rajin membagikan dividen interim.

Seperti diketahui, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menjadi yang paling rajin membagikan dividen interim. Tahun ini pun, kedua bank tersebut diprediksi akan melakukan hal tersebut sejalan dengan capaian kinerja keuangan mereka.

Pada periode Januari-September 2023, BRI masih mampu mencatatkan pertumbuhan laba sekitar 12,74% YoY menjadi Rp 44 triliun. Sementara itu, BCA mencatatkan pertumbuhan yang lebih besar mencapai 25,8% YoY menjadi Rp 36,4 triliun.

Sebelumnya, Direktur Utama BRI Sunarso telah mengungkapkan akan membagikan kembali dividen interim pada tahun ini. Meskipun, besaran dividen yang akan dibagi masih perlu persetujuan.

Baca Juga: 20 Tahun Melantai di Bursa Efek Indonesia, Saham BBRI Telah Naik 61,5 Kali

Pada tahun lalu, BRI membagikan dividen interim senilai Rp 8,63 triliun atau Rp 57 per saham. Di mana, pada periode sembilan bulan tahun lalu, BRI mencatat laba senilai Rp 39,31 triliun.

“Intinya kita memang ingin membagikan dividen interim, karena bulan-bulan ini memang dividen interim itu menarik,” ujarnya, belum lama ini.

Sementara itu, EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn belum mengungkapkan berapa dividen interim yang akan dibagikan. Ia bilang BCA akan senantiasa mengkaji dividen payout ratio untuk menjaga keseimbangan antara posisi permodalan dan pengembangan bisnis bank.

“Serta memperhatikan kepentingan pemegang saham,” ujar Hera.

Sebagai informasi, tahun lalu, BCA membagikan dividen interim senilai Rp 35 per saham. Di periode September 2022, laba bank milik Djarum Group tersebut mencatatkan laba senilai Rp 29 triliun.

Di saat BCA dan BRI kemungkinan besar membagikan dividen, bank berkapitalisasi besar lainnya seperti PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memastikan tak akan membagikan dividen interim.

 

Secara historis, dua bank tersebut memang jarang membagikan dividen interim. Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi bilang dividen akan disatukan setelah laporan keuangan dalam satu tahun selesai.

“Dividen akan sekaligus atas dasar kinerja keuangan posisi akhir Desember 2023,” ujarnya.

Hampir, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengungkapkan memang tidak ada rencana pembagian dividen interim tahun ini sejak awal tahun. Namun, bank berlogo 46 ini masih rajin membagikan dividen setiap tahunnya.

Head of Research Center Mirae Asset Sekuritas Indonesia Roger MM bilang sejatinya bagi dividen hunter, dividen interim dari BRI maupun BCA bisa terbilang tidak menarik.

“Gak terlalu menarik ya karena dividen yieldnya di bawah 2%,” ujar Roger.

Adapun, ia menjelaskan hitungan yield tersebut dengan asumsi dividen payout ratio BRI ada di kisaran 20% hingga 25%. Sementara, asumsi rasio untuk BCA ada di kisaran 15% sampai 17%.

Namun, ia melihat fundamental dari bank-bank besar ini tetap solid. Di mana, target harga BRI ada di level Rp 6.600 per saham dan target harga BCA ada di level Rp 10.700 per saham.

Baca Juga: Bank-Bank Milik Para Taipan RI Bukukan Kinerja Positif di Kuartal III-2023

“Dividen interim ini hanya jadi pemanis dan kadang juga berharap bisa menaikkan harga sahamnya,” ujar Roger.

Sependapat, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus bilang untuk mencari yang menarik, cari yang nilai dividennya besar.

“Kalau perusahaan besar memberikan nilai dividennya kecil tentu tidak menarik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×