Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
Di sisi lain, asetnya pun turut semakin jumbo dengan senilai Rp 14,62 triliun. Di mana, itu juga ditopang oleh kredit yang turut bertumbuh hingga 90% YoY menjadi Rp 6 triliun dengan komposisi UMKM mencapai 34%.
Tak hanya itu, likuiditas Hibank pun tetap terjaga sejalan dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp 9,5 triliun atau mengalami kenaikan 37% YoY. Jumlah nasabah tercatat pun sekitar 91.000 nasabah.
Direktur Utama Hibank Jenny Wiriyanto bilang selama ini pihaknya pun menerapkan strategi untuk fokus pada ekosistem UMKM di Indonesia melalui pendekatan komunitas terpilih. Di mana, hibank berupaya menyediakan model dan struktur pembiayaan yang lebih ramah kepada UMKM.
Baca Juga: Kinerja Bank Digital Milik Sejumlah Bank Besar Kian Prospektif
Selain itu, Jenny menyebutkan kerjasama dengan fintech juga terus dioptimalkan untuk menyalurkan pembiayaan dalam sebuah ekosistem. Ia melihat fintech memiliki pengalaman dan pemahaman dalam ekosistem UMKM tersebut.
Ia juga menyebutkan dukungan dan kontribusi BNI sebagai induk dalam transformasi Hibank pun terus mengalir. Mulai dari sinergi bisnis digital, jaringan perbankan, hingga bisnis turunan seperti bancassurance. “Ini menjadi keuntungan bagi Hibank untuk menjadi bagian dari BNI Group,” ujarnya.
Selain dua bank tadi, ada juga Bank Raya yang dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Namun, bank yang dulunya dikenal BRI Agro ini belum memaparkan kinerja keuangannya sepanjang 2023.
Baca Juga: Blackrock Kembali Masuk Bank Jago (ARTO), Bank Digital Makin Dilirik Investor Besar?
Hanya saja, jika dilihat dari laporan bulanan per November 2023, laba bersihnya tercatat mengalami kenaikan. Dari senilai Rp 8,85 miliar di November 2022, setahun sesudahnya menjadi Rp 20,88 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News