kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.568.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.190   15,00   0,09%
  • IDX 7.089   24,28   0,34%
  • KOMPAS100 1.050   2,99   0,29%
  • LQ45 820   -0,96   -0,12%
  • ISSI 212   2,00   0,95%
  • IDX30 421   -0,80   -0,19%
  • IDXHIDIV20 504   -0,45   -0,09%
  • IDX80 120   0,40   0,33%
  • IDXV30 124   0,56   0,46%
  • IDXQ30 139   -0,48   -0,34%

Mengawali Tahun 2025, Mulai Ada Tanda-Tanda Penurunan Bunga Kredit Bank


Minggu, 12 Januari 2025 / 21:10 WIB
Mengawali Tahun 2025, Mulai Ada Tanda-Tanda Penurunan Bunga Kredit Bank
ILUSTRASI. Kinerja Perbankan: Layanan nasabah du Bank Central Asia, Depok, Jawa Barat, Selasa (17/12). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja intermediasi perbankan tumbuh positif dengan profil risiko yang terjaga. Pada Oktober 2024, pertumbuhan kredit masih melanjutkan double digit growth sebesar 10,92 persen yoy (September 2024: 10,85 persen) menjadi Rp7.656,90 triliun. KONTAN/Baihaki/17/12/2024


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Yudho Winarto

Sementara itu, ada juga PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) atau CIMB Niaga yang tampak telah melakukan penurunan SBDK. Adapun, penurunan SBDK tersebut terlihat di segmen KPR yang per 31 Desember 2024 ada di level 8,11%.

Sebagai perbandingan, pada periode 31 Oktober 2024, SBDK CIMB Niaga untuk segmen KPR berada di level 8,17%. Selanjutnya, di periode 31 November 2024, SBDK di segmen tersebut juga kembali turun menjadi 8,15%.

Meski terlihat ada penurunan, Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengungkapkan bahwa secara umum sejatinya belum ada penurunan untuk bunga kredit. Terlebih, saat ini CIMB Niaga juga masih merasakan tingginya biaya dana.

“Sebetulnya tidak ada penurunan dari sisi rate, namun terlihat turun di SBDK karena ketentuan cara perhitungan yang dilakukan perubahan sesuai aturan regulasi,” ujar Lani.

Ia pun memperkirakan biaya dana masih tinggi tahun ini sehingga pendapatan bunga dari margin NIM akan tetap menjadi tantangan.

Di tambah, penurunan bunga acuan sebesar 25 basis poin di September 2024 terlalu kecil untuk bisa menurunkan biaya dana apalagi menurunkan bunga kredit.

“Margin bank sudah tergerus cukup banyak sehingga bank juga berusaha untuk memanage profit untuk tidak tergerus lebih dalam,” ujar Lani.

Baca Juga: Ini Program Utama Bank Mandiri dalam Melayani Nasabah Pensiunan

Di sisi lain, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) atau Bank Mandiri menjadi bank dengan rata-rata SBDK yang paling tinggi di antara sepuluh bank besar lainnya mencapai 11,16%.

Di mana, SBDK untuk kredit mikro menjadi yang paling tinggi di level 12,5%.

Direktur Keuangan PT Bank Mandiri Tbk Sigit Prastowo mengingatkan bahwa SBDK Bank Mandiri cenderung mempertahankan SBDK selama dua tahun terakhir, baik pada segmen wholesale maupun ritel di tengah dinamika makroekonomi dan tantangan suku bunga acuan yang tinggi. 

Ia bilang ada berbagai pertimbangan bagi bank berlogo pita emas ini untuk melakukan perubahan SBDK. Secara eksternal, pihaknya memperhatikan tingkat suku bunga acuan, kondisi makroekonomi, regulasi, dan persaingan antar bank.

Sedangkan secara internal, pihaknya menilai kondisi likuiditas, struktur biaya dana, biaya operasional, dan kualitas aset.

“Untuk menjaga profitabilitas, kami fokus pada optimalisasi portofolio mix antara segmen wholesale dan retail dengan tetap mengedepankan risk dan return yang optimal,” ujarnya.

Selanjutnya: OJK Ungkap Penyebab 11 Fintech Lending Belum Penuhi Modal Minimum Rp 7,5 Miliar

Menarik Dibaca: Hujan Petir Landa Daerah Ini, Berikut Ramalan Cuaca Besok (13/1) di Jawa Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×