kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.307.000   8.000   0,35%
  • USD/IDR 16.680   -27,00   -0,16%
  • IDX 8.391   -3,35   -0,04%
  • KOMPAS100 1.160   -7,83   -0,67%
  • LQ45 845   -8,63   -1,01%
  • ISSI 290   -0,83   -0,29%
  • IDX30 444   -0,53   -0,12%
  • IDXHIDIV20 511   -2,43   -0,47%
  • IDX80 131   -0,99   -0,75%
  • IDXV30 138   -0,38   -0,28%
  • IDXQ30 140   -0,92   -0,65%

Menilik Kinerja Emiten Multifinance per Kuartal III-2025


Senin, 10 November 2025 / 19:54 WIB
Menilik Kinerja Emiten Multifinance per Kuartal III-2025
ILUSTRASI. Stan lembaga pembiayaan atau multifinance Buana Finance saat pameran pasar keuangan rakyat di Jakarta (21/12/2014). KONTAN/Daniel Prabowo/21/12/2014


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri multifinance mencatat kinerja beragam hingga kuartal III-2025. Sebagian emiten berhasil menjaga pertumbuhan laba, sementara lainnya masih menghadapi tekanan akibat melemahnya pembiayaan otomotif dan tingginya biaya dana.

PT Buana Finance Tbk (BBLD) mencatat kenaikan laba tertinggi, dengan laba periode berjalan mencapai Rp 648,99 miliar hingga September 2025, naik 8,5% year-on-year (YoY) dari Rp 597,91 miliar tahun sebelumnya. 

Di posisi berikutnya, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) membukukan laba bersih Rp 1,17 triliun, tumbuh 4,7% YoY.

Sebaliknya, beberapa pemain besar mengalami penurunan kinerja. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) mencatat laba Rp 938,60 miliar, turun 15,8% YoY. PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) merosot 15,6% YoY menjadi Rp 135,66 miliar, sementara PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) juga turun 26,8% YoY menjadi Rp 103,46 miliar.

Baca Juga: Adira Finance (ADMF) Ungkap Strategi Pasca Akuisisi Arthaasia Finance

Investment Analyst Infovesta Utama, Ekky Topan, menjelaskan perlambatan ini terjadi karena pembiayaan otomotif masih lemah dan biaya dana tinggi. 

“Data OJK menunjukkan piutang pembiayaan multifinance hanya tumbuh sekitar 1,26% YoY hingga Agustus 2025, mencerminkan pertumbuhan industri yang masih terbatas,” ujarnya kepada Kontan, Senin (10/11/2025).

Menurut Ekky, pelemahan daya beli masyarakat, kenaikan cost of fund, serta risiko kredit yang meningkat turut menekan profitabilitas. Namun, ia menilai BFIN masih menjadi emiten multifinance paling menarik berkat fundamental yang kuat dan efisiensi yang membaik.

Melihat ke depan, Ekky memperkirakan kuartal IV-2025 berpotensi lebih baik seiring pemulihan ekonomi, stimulus pemerintah, kemungkinan pelonggaran suku bunga, dan stabilnya nilai tukar yang bisa menekan biaya pendanaan. 

“Pertumbuhan piutang pembiayaan bisa mulai membaik, terutama di segmen otomotif, meski pemulihannya bertahap,” katanya.

Dari sisi pasar modal, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi, menilai saham-saham multifinance mulai menunjukkan sinyal rebound setelah tertekan pada paruh pertama 2025. 

Baca Juga: OJK Catat Aset Asuransi Non-Komersial Rp 222,67 Triliun per September 2025

“Kinerja saham multifinance membaik seiring meredanya tekanan suku bunga dan perlambatan kredit konsumsi,” ujar Wafi.

Wafi menilai Adira Finance (ADMF) tetap solid berkat portofolio besar dan manajemen risiko ketat, sementara BFI Finance (BFIN) menarik karena ekspansi ke segmen produktif dan digital lending yang mulai memberi kontribusi pada laba.

Ia memperkirakan kinerja multifinance tetap positif hingga akhir tahun, didorong penurunan suku bunga acuan dan stimulus konsumsi pemerintah. Permintaan pembiayaan kendaraan, gadget, dan modal kerja UMKM pun mulai meningkat.

“Tantangannya masih pada biaya dana dan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) yang belum turun. Namun, bila tren ekonomi terus membaik, sektor ini berpotensi melanjutkan rebound,” jelas Wafi.

Baca Juga: OJK Perkuat Penegakan Perlindungan Konsumen di Sektor Asuransi dan Dana Pensiun

Untuk prospek saham, Ekky merekomendasikan BFIN dengan potensi penguatan ke kisaran Rp 900–Rp 1.000 per saham* jika tren berbalik ke zona bullish. Wafi memperkirakan saham ADMF berada di sekitar Rp 9.300, sedangkan BFIN di kisaran Rp 800 per saham.

Selanjutnya: Menteri ESDM Lantik Ketua dan Anggota Baru BPH Migas, Ini Daftarnya

Menarik Dibaca: Glico Kolaborasi dengan Hololive Indonesia, Padukan Dunia Nyata dan Virtual

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×