kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   2.000   0,13%
  • USD/IDR 16.140   100,00   0,62%
  • IDX 7.080   43,33   0,62%
  • KOMPAS100 1.058   7,20   0,69%
  • LQ45 827   1,51   0,18%
  • ISSI 216   1,79   0,84%
  • IDX30 423   0,27   0,06%
  • IDXHIDIV20 512   -2,14   -0,42%
  • IDX80 120   0,73   0,61%
  • IDXV30 126   0,70   0,56%
  • IDXQ30 142   -0,50   -0,35%

Menimbang-nimbang Bunga dari Layanan Paylater Bank dan Fintech


Minggu, 12 Juni 2022 / 18:34 WIB
Menimbang-nimbang Bunga dari Layanan Paylater Bank dan Fintech
ILUSTRASI. Ilustrasi Financial Technology (Fintech).


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penggunaan paylater di Indonesia memang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Dengan metode ini, masyarakat bisa membeli barang dan jasa sekarang dan dibayar kemudian. Bisa dalam 30 hari, tiga bulan, enam bulan, sembilan bulan, sampai 12 bulan. Ditambah bunga tentu saja.

Berdasarkan kajian Research and Market, minimnya penetrasi kredit perbankan di Indonesia mendorong pertumbuhan BNPL. Di sisi lain, penetrasi ponsel pintar begitu kuat. Kemudahan akses BNPL melalui ponsel pintar membuat bisnis ini memiliki masa depan cerah.

"Sekitar 40% pengguna di dunia memilih BNPL karena tidak memiliki kartu kredit. Indonesia memiliki masalah yang sama, karena lebih dari separuh populasi belum tersentuh layanan perbankan," tulis riset tersebut, seperti dikutip kontan.co.id.

Baca Juga: Terus Membaik, NPL Kartu Kredit BNI Menciut di Bawah 2% per April 2022

Kendati menawarkan kemudahan bertransaksi, namun bunganya yang tinggi sejatinya masih menjadi momok bagi penggunanya. Di sisi lain, data inflasi terbaru membuat pasar makin yakin bahwa bank sentral AS (The Fed) akan menaikkan suku bunga secara agresif. Ketika suku bunga tinggi, maka biaya yang harus ditanggung konsumen BNPL tentu akan ikut naik.

Perencana Keuangan Risza Bambang menuturkan, perubahan kondisi ekonomi akan berdampak pada sistim keuangan, tidak terkecuali dengan utang yang dipasarkan atau dipergunakan memakai alat pembayaran seperti kartu kredit atau paylater.

"Sehingga kenaikan suku bunga pasti berpengaruh langsung dengan bunga utang yang dibebankan pada kartu kredit atau paylater mengingat konsep bisnis perbankan adalah jualan kredit sebagai aset untuk bayar liabilitas produk tabungan/deposito/giro," ujar Risza kepada kontan.co.id, Minggu (12/6).

Risza menerangkan, bahwa setiap produk baik kartu kredit maupun paylater memiliki kelebihan/keunggulan dan beban yang harus ditanggung sebagai kompensasi atas fleksibilitas dan kemudahan nya. 

Untuk kartu kredit kelebihan dan kekurangannya ada pada beban biaya tapi menurut Risza, bisa dibayar sebagian dengan kontraprestasi berupa beban bunga, selain itu didukung oleh jaringan internasional yang berintegrasi antar bank sehingga bisa dipakai seluruh dunia tanpa adanya kesulitan teknologi maupun administrasi.

"Selain itu juga memberikan peluang mendapatkan limit kredit yang tinggi, bahkan bisa memberikan approval early untuk pembelian aset seperti kendaraan bahkan rumah dengan nilai tertentu," katanya.

Sementara untuk fitur paylater, tagihan harus dibayar lunas dalam jangkauan waktu tertentu, otherwise kena beban bunga dan kredit suspend sampai dengan lunas. Selain itu nilai limit terbatas, tidak sebesar kartu kredit jenis Platinum atau Gold. 



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×