kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,20   -6,16   -0.66%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Merger bank BUMN syariah diberi nama Bank Syariah Indonesia (BRIS)


Jumat, 11 Desember 2020 / 13:55 WIB
Merger bank BUMN syariah diberi nama Bank Syariah Indonesia (BRIS)
ILUSTRASI. Pasca merger, Bank Syariah Indonesia (BRIS) akan memiliki susunan kepengurusan yang diperkuat 10 direktur.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggabungkan PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS) makin terang. Memiliki tenggat waktu Februari 2021, Kementerian BUMN telah menetapkan struktur, nama, dan logo bank baru.

Publikasi perubahan ringkasan rancangan penggabungan usaha tersebut dilakukan sesuai regulasi yang berlaku dan mengikuti persetujuan regulator. Bilamana seluruh prosesnya telah tuntas dan persetujuan dan regulator-regulator terkait telah diperoleh, sesuai dengan perubahan ringkasan rencana merger yang disampaikan, bank hasil penggabungan akan bernama PT Bank Syariah Indonesia Tbk.

Nama ini akan digunakan secara efektif oleh PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS) selaku bank yang menerima penggabungan. Perubahan nama tersebut juga diikuti dengan pergantian logo. Kantor pusat bank hasil penggabungan akan berada di Jl. Abdul Muis No. 2-4, Jakarta Pusat, yang sebelumnya merupakan kantor pusat BRIS.

Bank hasil penggabungan akan melakukan kegiatan usaha pasca merger di kantor pusat, cabang, dan unit eksisting yang sebelumnya dimiliki BRIsyariah, Bank Syariah Mandiri, serta BNI Syariah. Perubahan ringkasan rencana merger juga memuat rancangan perubahan struktur organisasi bank yang menerima penggabungan yakni BRI Syariah.

Baca Juga: Bank syariah BUMN mau dimerger, sejumlah kantor cabang mesti direlokasi

Pasca merger, bank hasil penggabungan akan memiliki susunan kepengurusan yang diperkuat oleh 10 direktur. Nama-nama tiap direksi, dewan komisaris dan dewan pengawas syariah (DPS) bank hasil penggabungan akan dibahas dalam RUPSLB BRIS diperkirakan akan dilaksanakan pada 15 Desember 2020.

Rincian 10 posisi direksi yang akan mengelola jalannya usaha bank hasil penggabungan terdiri dari direktur utama, dua posisi wakil direktur utama, dan masing-masing satu direktur wholesale & transaction banking, retail banking, sales & distribution, information technology & operations, risk management, compliance & human capital, serta finance & strategy.

Hery Gunardi, Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN mengatakan, seluruh proses dan tahapan-tahapan merger akan terus dikawal hingga penggabungan ketiga bank syariah BUMN selesai dilakukan. Dia memastikan perubahan dan penyesuaian operasional telah sesuai dengan tujuan dan kegiatan operasional bank hasil merger.

Baca Juga: Simak Rencana Besar Pemerintah untuk Bank BUMN

Bank gabungan itu memiliki visi menjadi top 10 bank syariah terbesar di dunia dalam 5 tahun ke depan dan sebagai top 10 bank terbesar di Indonesia. Dia menambahkan kehadiran Bank Syariah Indonesia akan menjadi tonggak kebangkitan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

“Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, entitas baru ini tentu memerlukan identitas yang kuat dan direksi yang berpengalaman untuk menjalankan operasionalnya. Dengan direksi yang akan diisi oleh orang-orang berpengalaman di bidangnya, visi Bank Syariah Indonesia untuk menjadi salah satu bank syariah terbesar di dunia akan semakin mantap dan yakin bisa kita wujudkan,” ujar Hery yang kini menjadi Dirut Bank Syariah Mandiri dalam siaran pers, Jumat (11/12).

Baca Juga: Beri kelonggaran, Kementerian BUMN bakal pangkas rasio pembayaran dividen BNI dan BTN




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×