Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Penyaluran kredit perbankan ke sektor infrastruktur masih terus bertumbuh. Ini sejalan dengan komitmen pemerintahan Presiden Prabowo untuk melanjutkan proyek infrastruktur.
Dalam laporan HSBC terbaru tentang investment outlook Q4 2025, HSBC memprediksi sektor infrastruktur akan menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi global pada kuartal IV-2025, seiring dengan kebangkitan ekonomi data, perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI), serta kebijakan penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (The Fed).
HSBC menyoroti bahwa infrastruktur kini menjadi penghubung penting antara revolusi digital dan reindustrialisasi global.
HSBC memandang bahwa lonjakan kebutuhan daya untuk mendukung AI dan pusat data global akan memacu investasi besar di sektor energi dan konstruksi. Hal ini mencakup pengembangan infrastruktur energi terbarukan, pembangkit listrik efisien, serta jaringan transmisi cerdas untuk menunjang ekosistem digital yang kian kompleks.
Baca Juga: Wacana Hapus Tagih Kredit Macet KUR Mengemuka, Begini Respons Perbankan
HSBC menambahkan bahwa penurunan suku bunga acuan oleh The Fed memberikan dukungan besar bagi investasi jangka panjang, termasuk di sektor infrastruktur.
Sejumlah perbankan seperti, PT Bank Central Asia (BCA) mencatat, hingga kuartal III-2025 telah menyalurkan kredit ke sektor konstruksi (termasuk di dalamnya infrastruktur) sebesar Rp 43,5 triliun, tumbuh 19,7% YoY.
Hera F. Haryn, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA mengatakan, pada prinsipnya, BCA berkomitmen mendukung pengembangan berbagai sektor termasuk infrastruktur dengan menyalurkan kredit secara pruden.
“BCA senantiasa mendorong penyaluran kredit di berbagai sektor potensial, dengan mempertimbangkan prinsip kehati-hatian sesuai dengan dinamika makro ekonomi domestik maupun global,” ungkap Hera kepada kontan.co.id, Selasa (21/10).
Hera menegaskan, bahwa BCA akan terus menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat, dengan tetap mempertimbangakan perkembangan kondisi pasar dan risiko.
“Tren penyaluran kredit pada umumnya sejalan dengan kondisi perekonomian. Selaras dengan prospek perekonomian Indonesia yang positif, kami optimistis menjaga pertumbuhan profitabilitas ke depannya,” jelasnya.
Adapun PT Bank Mandiri telah menyalurkan kredit infrastruktur senilai Rp 412,13 triliun hingga Agustus 2025, naik 15,23% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 357,65 triliun.
Baca Juga: DPK Perbankan Melambat, Dana Nasabah Mulai Mengalir ke Emas dan Aset Digital
Penyaluran ini mengacu pada klasifikasi infrastruktur sesuai Peraturan Presiden (Perpres) No. 38 Tahun 2015.
Dana tersebut disalurkan ke berbagai subsektor strategis, seperti jalan, transportasi, migas dan energi terbarukan, tenaga listrik, telematika, perumahan rakyat, fasilitas kota, hingga konstruksi.
Proyek-proyek yang dibiayai mencakup pembangunan jalan tol, bandara, pelabuhan, dan jaringan kereta api yang kini telah memberi manfaat langsung bagi masyarakat dan dunia usaha.
Corporate Secretary Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara, mengatakan dukungan pembiayaan infrastruktur tersebut sejalan dengan arah kebijakan pemerintah, terutama dalam misi memperkuat konektivitas antarwilayah dan mendorong ekonomi yang inklusif.
“Bank Mandiri berkomitmen untuk terus memainkan peran penting dalam memperkuat fondasi ekonomi bangsa. Pembiayaan infrastruktur tidak hanya membangun jalan, jembatan, atau bandara, tetapi juga membuka kesempatan bagi masyarakat untuk tumbuh dan sejahtera,” ujar Ashidiq atau yang akrab disapa Ossy.
Menurut Ossy, subsektor transportasi menjadi penopang terbesar dengan kredit mencapai Rp 121,44 triliun, tumbuh 33,9% secara tahunan.
Baca Juga: Mendagri: Simpanan Dana Pemda di Perbankan Tak Setinggi Catatan BI
Diikuti subsektor jalan yang naik 18,1% menjadi Rp 55,81 triliun, migas dan energi terbarukan naik 16,3% menjadi Rp 39,66 triliun, serta telematika yang meningkat 11% menjadi Rp 40,16 triliun.
“Penyaluran ini menjadi bukti nyata kontribusi Bank Mandiri dalam mendukung pembangunan infrastruktur di luar APBN. Pembangunan ini memiliki efek berganda bagi ekonomi, mulai dari penciptaan lapangan kerja baru hingga peningkatan investasi di sektor produktif,” tambahnya.
Bank Mandiri menilai prospek sektor infrastruktur masih sangat positif seiring dorongan pemerintah melalui Proyek Strategis Nasional (PSN) yang menjadi katalis pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Selanjutnya: Jangan Keliru! Pahami Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk untuk Amankan Keuangan
Menarik Dibaca: Jangan Keliru! Pahami Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk untuk Amankan Keuangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News