kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Meski booking stagnan, Adira Finance bukukan laba Rp 1,4 triliun pada kuartal III


Kamis, 24 Oktober 2019 / 16:41 WIB
Meski booking stagnan, Adira Finance bukukan laba Rp 1,4 triliun pada kuartal III
ILUSTRASI. Petugas Adira Finance melayani Konsumen di Adira Expo Tangerang Selatan, Rabu (4/4). Meski pembiayaan stagnan, Adira Finance masih bukukan laba Rp 1,4 triliun pada kuartal 3-2019./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/04/04/2019.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) mampu mempertahankan pendapatan perusahaan saat pembiayaan terhadap kendaraan roda empat mengalami perlambatan. Perusahaan multifinance dengan sandi saham ADMF ini mencatatkan kenaikan laba 5% secara tahunan atau year on year (yoy) mencapai Rp 1,4 triliun.

Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli menyatakan laba ini didorong oleh pendapatan bunga naik yang tercatat tumbuh 11% menjadi Rp 8,93 triliun. Sementara beban bunga naik 15% menjadi Rp 3,55 triliun.

Baca Juga: Ini alasan BI pangkas suku bunga acuan empat kali berturut-turut

“Pendapatan bunga bersih naik 9% menjadi Rp5,38 triliun, sehingga menghasilkan margin bunga bersih 14,0%. Beban operasional naik 6% menjadi Rp 2,68 triliun, yang menghasilkan pertumbuhan laba usaha bersih sebesar 8%. Sehingga secara keseluruhan, total ekuitas naik 15% menjadi Rp 7,4 triliun,” ujar Hafid usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Adira Finance pada Kamis (24/10) di Jakarta.

Hafid menyebut pada September 2019, Adira Finance membukukan pembiayaan baru senilai Rp 28 triliun. Nilai ini turun 1% dibandingkan pencapaian September 2018. Hal ini terjadi lantaran segmen mobil mengalami penurunan sebesar 6% menjadi Rp 11,6 triliun.

Kendati demikian, kinerja pembiayaan dikompensasi dengan peningkatan pada segmen sepeda motor sebesar 6% menjadi Rp 14,8 triliun. “Pangsa pasar kami untuk segmen mobil baru adalah 4,4% sementara pangsa pasar di sepeda motor baru adalah 11,5%”, tutur Hafid.

Hafid melanjutkan meskipun pertumbuhan melambat pada penjualan sepeda motor baru dan terjadi kontraksi pada penjualan segmen mobil baru di industri, namun secara keseluruhan piutang yang dikelola Adira Finance meningkat 8% menjadi Rp 53,9 triliun.

“Piutang kelolaan pada sepeda motor meningkat 11% sedangkan piutang kelolaan pada mobil meningkat sebesar 8%. Di tengah-tengah kondisi bisnis saat ini, kami akan lebih berhati-hati dalam mempertahankan kualitas aset kami dan menjaga pengelolaan biaya dengan baik. Kami juga akan terus menyederhanakan proses kami untuk meningkatkan efisiensi”, jelas Hafid.

Baca Juga: Kredit melandai, bank getol simpan dana di surat berharga

“Pembiayaan baru kami pada segmen mobil penumpang sedikit naik 2% menjadi Rp 7,44 triliun di 9M2019 dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara, segmen komersial Adira Finance tercatat sebesar Rp 4,2 triliun di September 2019. Adapun komposisi antara segmen komersial dan segmen penumpang masing-masing berada di 36% dan 64% pada Sembilan bulan pertama 2019.

Sementara itu, pembiayaan sepeda motor ADMF tumbuh 6% menjadi Rp 14,8 triliun hingga kuartal ketiga 2019. Segmen sepeda motor baru naik 7% menjadi Rp 11,0 triliun, sedangkan segmen sepeda motor bekas tumbuh 3% menjadi Rp 3,8 triliun. 

Adapun rasio pembiayaan bermasalah atau non performing loan (NPF) ADMF berada di 1,8% dari piutang yang dikelola. Nilai ini tidak berubah dari tahun sebelumnya. Rasio gearing ADMF berdiri di 3,1 kali dimana jauh lebih rendah dari level yang diatur OJK sebesar 10x. Hafid menekankan, kehati-hatian dalam penyaluran pembiayaan underwriting terus mendukung praktik manajemen risiko yang prudent.

Baca Juga: BTPN mencatatkan pertumbuhan kredit 107% hingga September 2019

Sedangkan total pinjaman Adira Finance naik 6% menjadi Rp 22,85 triliun di 3Q2019. Total pinjaman bank meningkat sebesar 22% menjadi Rp12,9 triliun yang terdiri dari 39% dari pinjaman dalam negeri dan 61% dari pinjaman luar negeri.

“Kami sepenuhnya melakukan lindung nilai atas pinjaman luar negeri baik dalam pokok pinjaman maupun tingkat bunga. Pada awal Oktober 2019, kami telah menerbitkan obligasi sejumlah Rp 1,192 triliun dari Program Obligasi Berkelanjutan IV Tahap VI. Oleh karena itu, kami telah menyelesaikan dan menggunakan seluruh Program Obligasi Berkelanjutan IV kami. Sehingga pinjaman kami terdiri atas 56% dari pinjaman bank dan 44% dari obligasi dan sukuk”, kata I Dewa Made Susila, Direktur Keuangan Adira Finance

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×