Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah likuditas yang ketat pada 2018, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) masih mampu menjaga net interest margin (NIM) alias margin bunga bersih di level 5,74%. Capain tersebut sejatinya menurun dibandingkan capaian NIM pada 2017 yang mencapai 5,83%.
"Memang turun sekitar 9 basis poin (bps), tapi kalau melihat kondisi 2018, kami termasuk lumayan dibandingkan beberapa bank lain yang turunnya bisa mencapai 20 bps-30 bps," kata Direktur Mandiri Kartika Wirjoatmodjo saat paparan kinerja 2018, Senin (28/1) di Jakarta.
Pria yang akrab disapa Tiko ini bilang, NIM Mandiri masih mampu dijaga agar tak jatuh lebih dalam lantaran Bank Mandiri bisa mencetak pertumbuhan kredit yang moncer.
Sepanjang 2018, Mandiri mencatat penyaluran kredit mencapai Rp 820,1 triliun, tumbuh 12,4% (yoy) dibandingkan 2017 sebesar Rp 729,5 triliun.
Pertumbuhan ini, disebut Tiko ditopang dua segmen utama yakni segmen korporat dan ritel.
Sepanjang 2018, kredit korporat Mandiri mencapai Rp 325,8 triliun, tumbuh 23,3% (yoy). Sedangkan di segmen ritel, pertumbuhannya mencapai 10,52% (yoy) senilai Rp 246,6 triliun.
"Mulai 2018 kami sudah mulai shifting portofolio kredit kami, dimana sebelumnya lebih fokus ke komersial, sekarang lebih ke segmen korporat dan ritel. Karena risikonya rendah dan underwriting-nya kuat," Papar Tiko.
Di sisi lain, Mandiri juga mampu menjaga kualitas kreditnya. Sepanjang 2018 pula, kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) turun signifikan di level 2,75%, dibandingkan pada 2017 yang mencapai 3,46%.
"Di sisi lain akibat NPL.yang turun kami juga berhasil menurunkan biaya Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) 11,08% (yoy), dimana pada 2018 senilai Rp 14,18 triliun, dan 2017 sebesar Rp 15,95 triliun, papar Tiko.
Untuk tahun ini, Tiko berharap NIM Bank Mandiri bisa dijaga di level 5,6%-5,8%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News