kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski tren bunga terus turun, bank tetap mengincar dana murah


Selasa, 17 Maret 2020 / 17:06 WIB
Meski tren bunga terus turun, bank tetap mengincar dana murah
ILUSTRASI. Gedung?Menara Bank BTN di Jakarta, Selasa (10/12/2019). Bank Indonesia (BI) yang pada pertengahan Februari 2020 memangkas bunga acuan sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren suku bunga memang sudah terus menurun. Apalagi, di tengah maraknya penyebaran virus Corona (Covid-19), bank sentral di seluruh dunia mulai mengeluarkan kebijakan pemangkasan suku bunga sebagai langkah darurat untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.

Termasuk Bank Indonesia (BI) yang pada pertengahan Februari 2020 memangkas bunga acuan sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%. Praktis, kebijakan semacam ini bakal membuat biaya dana menjadi lebih ciut.

Baca Juga: Bank Mandiri tengah melakukan assessment penerimaan transaksi QRIS CPM

Namun di sisi lain, perbankan rupanya tetap berupaya untuk mendorong pertumbuhan dana murah. Langkah ini memang paling efektif bagi bank untuk menekan biaya dana semaksimal mungkin, yang nantinya dapat memicu penurunan suku bunga kredit.

Ambil contoh, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang mengaku tetap menargetkan rasio dana murah alias current account and saving account (CASA) di tahun ini sebesar 45%.

Direktur Distribution and Retail Funding Bank BTN Jasmin menjelaskan sampai saat ini CASA memang belum naik secara signifikan. "Masih belum naik signifikan. Relatif sama" katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (17/3).

Sebagai gambaran saja, per Januari 2020 posisi dana pihak ketiga (DPK) Bank BTN sudah sebesar Rp 204,18 triliun. Posisi tersebut baru naik tipis dari tahun sebelumnya atau tumbuh 2,09% saja.

Adapun, dari sisi rasio CASA per Januari 2020 Bank BTN ada di level 43,15%, relatif sejalan dengan target di tahun 2020. Hanya saja, pencapaian tersebut kalau dibandingkan dengan pencapaian pada Januari 2019 yang sempat sebesar 56,78%.

Baca Juga: Peneliti IKS prediksi BI bakal pangkas suku bunga acuan 50 bps

Dana murah memang menjadi incaran utama Bank BTN di tahun ini. Bank spesialis kredit perumahan ini pun sebelumnya sudah meluncurkan produk baru baru bertajuk BTN Solusi.

Setidaknya lewat produk anyar ini, Bank BTN menargetkan tambahan rekening baru sebanyak 372 ribu dalam setahun. Sekaligus bisa menambah pundi-pundi CASA hingga Rp 1,9 triliun. Lewat penambahan CASA dan strategi bisnis lainnya, tahun ini BTN mematok DPK bisa tumbuh 13%-15%.

Upaya penggalangan CASA ini menurut Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury juga cukup efektif. Misalnya saja, pada posisi dua bulan pertama 2020 tingkat biaya dana (cost of fund/CoF) BTN bisa ditekan sebanyak 20 bps. Pihaknya pun optimis sampai akhir tahun CoF bisa terus ditekan sebanyak 40 bps hingga 50 bps secara total. Adapun, pada awal tahun 2020 ini CoF BTN masih berada pada level 6,1%.

Di sisi lain, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) lebih percaya diri dapat mempertahankan rasio CASA tetap tinggi sampai akhir tahun. Direktur BCA Santoso Liem mencontohkan, pada tahun 2019 lalu CASA BCA sudah dapat tumbuh 9,9% secara year on year (yoy) menjadi Rp 532 triliun.

Baca Juga: Buka tabungan baru BTN bisa lewat BTN Digital Solution, berikut panduannya

Di tengah persaingan yang ketat, BCA masih mampu menjaga rasio CASA hingga menembus 75,9% tahun lalu. "Separuh dari angka tersebut ditopang oleh pertumbuhan jumlah rekening nasabah," katanya.

Benar saja, tahun lalu menurut catatan Santoso jumlah rekening di BCA naik 14,2% secara yoy dengan total rekening saat ini mencapai lebih dari 21 juta rekening. Alih-alih tetap menjaga CASA di level tertinggi, perseroan tak tinggal diam.

Pengembangan fasilitas pembukaan rekening secara online turut mendukung pertumbuhan jumlah rekening nasabah. Terbukti, sebanyak 16,1% dari rekening nasabah baru dilakukan secara online melalui BCA Mobile.

Dus, fasilitas tersebut mendukung kenaikan dari jumlah transaksi. Apalagi, pada tahun 2019 jumlah transaksi nasabah mengalami kenaikan sebesar 34,5%, tertinggi dalam 3 tahun terakhir, terutama transaksi melalui jaringan internet banking dan mobile banking.

"Ke depannya BCA akan senantiasa melakukan pengembangan serta penyempurnaan fitur dan layanan payment settlement, berkolaborasi bersama merchant-merchant termasuk fintech, untuk meningkatkan layanan kepada nasabah dalam bertransaksi di ekosistem pembayaran BCA," imbuhnya.

Baca Juga: Perbankan terapkan kebijakan WFH, bagaimana nasib nasabah?

Sekadar tambahan informasi saja, merujuk data Bank Indonesia (BI) per Januari 2020 total DPK perbankan sudah mencapai Rp 5.721,9 triliun. Jumlah tersebut meningkat sekitar 6,6% secara tahunan. Nah, dari angka tersebut total CASA sudah mencapai Rp 3.200,3 triliun atau sebesar 55,93% dari total DPK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×