kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.945.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.300   1,00   0,01%
  • IDX 7.596   62,93   0,84%
  • KOMPAS100 1.080   10,92   1,02%
  • LQ45 797   4,45   0,56%
  • ISSI 254   -0,29   -0,11%
  • IDX30 412   3,33   0,81%
  • IDXHIDIV20 471   4,29   0,92%
  • IDX80 120   0,61   0,51%
  • IDXV30 126   1,87   1,51%
  • IDXQ30 132   1,19   0,91%

Modal Inti Naik Single Digit, Begini Strategi Bank KBMI 1 Memperkuat Permodalan


Senin, 11 Agustus 2025 / 09:44 WIB
Modal Inti Naik Single Digit, Begini Strategi Bank KBMI 1 Memperkuat Permodalan
ILUSTRASI. DPK Perbankan Syariah: Teller menghitung uang di Bank Mega Syariah, Jakarta, Selasa (4/3/2025). Bank-bank dengan kategori KBMI 1 di Indonesia erus menunjukkan peningkatan modal inti di sepanjang semester-I 2025.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank-bank dengan kategori KBMI 1 atau Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti di tanah air terus menunjukkan peningkatan modal inti di sepanjang semester-I 2025 ini, meski rata-rata hanya tumbuh satu digit secara tahunan (YoY).

Dengan modal inti yang dicatat tumbuh ini, beberapa bank menegaskan belum berencana untuk melakukan aksi korporasi penambahan modal.

Salah satu di kelompok KBMI 1 atau bank dengan modal inti sampai dengan Rp 6 triliun, yang menunjukkan pertumbuhan ialah PT Bank Mega Syariah.

Baca Juga: Penyaluran Pembiayaan Bank BJB Syariah Capai Rp 1,09 Triliun pada Semester I-2025

Menilik laporan keuangan, modal inti Bank Mega Syariah ini per Juni 2025 sebesar Rp 2,69 triliun. Modal inti ini naik tipis sebesar 4,79% YoY dibandingkan modal inti tahun lalu yang Rp 2,57 triliun.

Selain itu, PT Bank Oke Indonesia Tbk juga menunjukkan pertumbuhan modal inti yang tipis. Hingga Juni 2025, modal inti OK Bank sebesar Rp 3,66 triliun, naik tipis 3,33% YoY dibandingkan modal inti periode sama tahun lalu yang Rp 3,54 triliun.

Salah satu bank digital, PT Krom Bank Indonesia Tbk juga sama, modal inti dicatatkan masih tumbuh tipis sebesar 2,08% YoY. Saat ini, permodalan Krom Bank sebesar Rp 3,27 triliun. Sedangkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,21 triliun.

Pertumbuhan modal inti juga terjadi pada PT Bank Jtrust Indonesia Tbk. Salah satu bank investor Jepang ini mencatatkan kenaikan modal inti 9,07% YoY. Pada Juni tahun ini, modal intinya sebesar Rp 3,36 triliun. Sedangkan Juni tahun lalu sebesar Rp 3,08 triliun.

Baca Juga: Penyaluran Pembiayaan Bank Syariah Tumbuh Positif di Semester I-2025, Ini Penopangnya

Tak ketinggalan, modal inti PT Bank Of India Indonesia Tbk juga bertumbuh, 3,96% YoY. Per akhir Juni 2025, dicatat modal inti bank ini sebesar Rp 3,38 triliun. Padahal Juni periode tahun 2024 lalu, masih sebesar Rp 3,25 triliun.

Meskipun begitu, ada beberapa bank KBMI 1 yang mencatatkan penurunan modal inti di semester-I 2025 ini.

Sebut saja PT Bank Ina Perdana Tbk. Modal inti Bank Ina per Juni ini mencapai Rp 3,38 triliun. Nilai ini menurun tipis 2,87% YoY dibandingkan perolehan tahun lalu yang sebesar Rp 3,48 triliun.

Ada juga PT Bank BCA Syariah. Meski belum menjabarkan mengenai kinerja keuangannya per Juni 2025, namun ditelaah dalam laporan keuangannya per Maret 2025 jumlah modal inti BCA Syariah menurun tipis 0,03%.

Baca Juga: BCA Syariah Targetkan Pertumbuhan Pembiayaan hingga 10% Tahun Ini

Dari yang sebelumnya Rp 3,062 triliun per Maret 2024, menjadi Rp 3,061 triliun di Maret 2025 ini.

Mengenai hal ini Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah, Hanie Dewita, menyampaikan jika kenaikan modal inti Bank Mega Syariah per Juni ini menandakan bahwa bank masih cukup leluasa dalam menyalurkan pembiayaan.

Ada pun demikian, dia menyampaikan untuk tahun ini Bank Mega Syariah belum merencanakan aksi korporasi untuk penambahan modal.

“Untuk tahun ini, BMS belum merencanakan aksi korporasi untuk menambah modal, Bank akan mengoptimalkan upaya pertumbuhan secara organik hingga pada waktunya akan meningkatkan posisi Bank,” kata Hanie kepada Kontan, Jumat (8/8/2025).

Meski begitu, dengan permodalan yang masih solid ini, Hanie menyampaikan jika arah ekspansi bisnis Bank Mega Syariah ke depan akan difokuskan pada penguatan posisi di segmen ritel syariah melalui skema B2B2C Approach.

Baca Juga: Simak Progres Penggabungan UUS BTN dan Bank Victoria Syariah

Hal senada juga disampaikan oleh Presiden Direktur Krom Bank Anton Hermawan. Dia bilang, dengan kondisi ekuitas yang masih dinilai sehat dan di atas ketentuan regulator, pihaknya belum memiliki rencana untuk melakukan penambahan modal melalui aksi korporasi apa pun di tahun ini.

Untuk strateginya, Anton menjabarkan jika Krom Bank masih terus berupaya dalam meningkatkan akuisisi nasabah dan menjalin kolaborasi dengan berbagai mitra strategis.

“Sampai dengan saat ini, Krom Bank belum memiliki rencana untuk melakukan penambahan modal lagi melalui aksi korporasi. Namun opsi penambahan modal masih terbuka apabila dibutuhkan sejalan dengan strategi perusahaan. Krom Bank berkomitmen membangun struktur permodalan yang solid sebagai dasar pertumbuhan jangka panjang,” kata Anton.

Kemudian OK Bank juga tak ketinggalan turut berkomentar. Direktur Kepatuhan OK Bank Efdinal Alamsyah mengatakan jika dalam kondisi saat ini OK Bank masih mencatatkan rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) yang sangat kuat, yakni di 46,43%.

Baca Juga: Bank Indonesia dan Muhammadiyah Perkuat Pengembangan Ekonomi Syariah

“Saat ini CAR OK Bank sangat kuat, kurang lebih 46%, tidak ada rencana untuk penambahan modal tahun ini,” tegasnya.

Terakhir, Direktur BCA Syariah Pranata menegaskan pula bila permodalan BCA Syariah hingga saat ini masih teramat solid, dengan CAR di level 28,48%.

“Kami rasa masih memadai untuk meng-cover pertumbuhan Bank dalam 3 tahun ke depan,” pungkasnya.

Selanjutnya: MPL ID S16: Catat Jadwal Regular Season Lengkap dari Week 1 Hingga Week 9

Menarik Dibaca: Melorot, Harga Emas Antam Turun Hari Ini Senin 11 Agustus 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×