kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Modal Ventura dan Startup di Indonesia Tak Terimbas Ambruknya Silicon Valley Bank


Kamis, 16 Maret 2023 / 17:28 WIB
Modal Ventura dan Startup di Indonesia Tak Terimbas Ambruknya Silicon Valley Bank
ILUSTRASI. Logo SVB (Silicon Valley Bank). Runtuhnya SVB tidak membawa dampak signifikan ke ekosistem startup maupun modal ventura di Indonesia.


Reporter: Maria Gelvina Maysha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keruntuhan Silicon Valley Bank (SVB) membawa kekhawatiran terhadap bisnis modal ventura di Indonesia. Namun, asosiasi dan beberapa pemain menyebutkan Indonesia aman dari imbas tersebut.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) sekaligus CEO BNI Ventures Eddi Danusaputro menyebut, runtuhnya SVB tidak membawa dampak signifikan ke ekosistem startup maupun modal ventura di Indonesia.

Ia bilan,  keruntuhan SVB tersebut juga tidak berpengaruh pada induk usaha dari modal ventura yang berupa anak usaha, misalnya pada perbankan.

“Kondisi venture capital milik perbankan aman-aman saja. Tidak ada indikasi kena imbas SVB,” ujar Eddi kepada Kontan.co.id, Kamis (16/3).

Baca Juga: Pasca Kasus SVB, Bitcoin dan Kripto Mengalami Kenaikan, Berikut Komentar Indodax

Amvesindo sendiri masih sedang menggalang data. Namun, indikasi awal adalah relatif sedikit perusahaan modal ventura di Indonesia yang berbisnis dengan SVB dan sangat sedikit yang berinvestasi ke startup yang ada di Amerika Serikat.

“Dari sisi startup, memang ada sedikit startup Indonesia yang terima investasi dari venture capital berbasis di Silicon Valley, namun kami masih mencari data konkrit. Indikasi awal, relatif sedikit,” imbuh Eddi.

Senada dengan Eddi, beberapa pebisnis di modal ventura juga menuturkan pernyataan serupa. Misalnya saja, Co-Founder & Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengatakan sejauh ini tidak ada masalah terkait SBV.

Meski demikian, East Ventures tetap memastikan semua pemangku kepentingannya tidak terkena dampak langsung.

“Kami juga telah mengecek perusahaan portofolio kami,” ujar Wilson.

Ia bilang, East Ventures akan terus memantau perkembangan kasus keruntuhan SVB tersebut serta mendampingi pemangku kepentingannya apabila terdapat potensi terkena imbas.

Adapun East Ventures memiliki portofolio pendanaan ke beberapa sektor, seperti e-commerce, direct to consumer (DTC) dan retail, fintech, software & layanan internet, B2B, supply chain dan logistik, serta agritech.

Akhir-akhir ini, mereka menyalurkan pendanaan ke beberapa startup, antara lain kepada Evo Commerce, FLIK, Mindtera, Komunal, Imajin, Peris.ai, Medigo, dan Bababos.

Sementara itu, di 2022 lalu perusahaan tersebut telah menyalurkan pendanaan ke total 105 deal, dengan 85 perusahaan portofolio baru, dan US$ 211,59 juta disalurkan ke perusahaan portofolio seed and growth-nya.

Sementara itu, anak usaha Telkom yang bermain di modal ventura, MDI Ventures menyebut, kejatuhan SVB menjadi pembelajaran yang penting bagi setiap perusahaan untuk terus melakukan pengawasan terhadap risiko yang berpotensi muncul.

“Dari sisi MDI Ventures, kami sudah menerapkan manajemen risiko yang efektif di setiap unit bisnis kami dan terus melakukan pembaruan terhadap asesmen risiko mengikuti perkembagan pasar yang dinamis,” ujar Vice President of Investment MDI Ventures Aldi Adrian.

Diketahui berdasarkan portofolionya, MDI Ventures telah menyalurkan pendanaan ke sejumlah sektor vertikal, mulai dari logistics, agriculture, hingga healthcare.

Sebagai contoh, di tahun 2022 MDI Ventures  telah mendanai startup, seperti Cermati yang beroperasi di sektor keuangan, PrivyID yang beroperasi di sektor teknologi, dan Legit Group yang beroperasi di sektor FnB.

Baca Juga: LPS: Jatuhnya SVB dan Signature Bank Tak Berdampak Langsung Pada Perbankan Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×