Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank UOB Indonesia berkolaborasi dengan Visa dan Volopay meluncurkan kartu kredit korporat di mana bisa terhubung dengan platform manajemen keuangan Volopay yang terintegrasi.
Kolaborasi tersebut memungkinkan pelaku usaha menghubungkan kartu kredit korporat UOB yang mereka miliki dengan platform Volopay. Mereka akan mendapatkan manfaat antara lain transaksi yang lebih sederhana, manajemen faktur, integrasi akuntansi, anggaran, serta penggantian biaya.
Dengan ini, proses klaim dan penerbitan kartu kredit korporat juga akan menjadi lebih sederhana, sementara risiko penyalahgunaan kartu dan pengeluaran yang berlebihan dapat diminimalkan.
Consumer Banking Director UOB Indonesia, Henry Choi mengatakan kolaborasi ini akan menciptakan proposisi nilai yang berbeda di bidang kartu komersial.
Baca Juga: Hijra Bank Gandeng Startup IDEAL Hadirkan Pembiayaan Perumahan Digital
“Melalui kolaborasi ini, kami berharap dapat mendorong inovasi, meningkatkan penetrasi pasar, serta mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (21/3).
Founding Member and EVP Volopay, Rohit Bhageria menuturkan bahwa masih ada kesenjangan atas inklusi keuangan. Menurutnya, banyak bisnis mempunyai akses terbatas dalam menggunakan alat yang tepat untuk membuat pembayaran digital secara mudah.
“Bersama mitra yang mendukung seperti Visa dan UOB Indonesia, kami yakin bahwa penawaran kartu kami akan membuka inklusi finansial pada berbagai bisnis dalam ekonomi digital Indonesia,” tuturnya.
Sementara itu, Presiden Direktur Visa Indonesia, Riko Abdurrahman mengungkapkan kolaborasi ini menyediakan solusi yang sangat dibutuhkan, khususnya bagi UMKM dalam menjalankan bisnisnya secara lebih efisien di Indonesia.
“Kerja sama ini juga membantu membuka akses jaringan global Visa ke sekitar 80 juta merchants di lebih dari 200 negara,” ungkapnya.
Baca Juga: BCA Syariah Siapkan Strategi Capai Target Pertumbuhan Laba hingga 19% pada Tahun 2023
Riko menambahkan, jika melihat pengeluaran konsumsi perusahaan di Indonesia pangsa pasar perusahaan bisa mencapai US$ 3,2 triliun dan hanya 1% yang menggunakan electronic pin.
“Jadi mudah-mudahan dengan solusi ini bisa mempercepat digitalisasi sehingga UMKM bisa melakukan bisnisnya secara lebih efisien dan mereka bisa grow lebih cepat lagi,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News