Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Perusahaan pembiayaan harus pasang kuda-kuda supaya kinerja tidak terjungkal di tahun ini. Bisnis pembiayaan pada tahun ini diramal mendatar ketimbang tahun lalu karena permintaan kredit masih seret. Selain itu, tren kenaikan bunga dan pelambatan ekonomi membuat multifinance harus cermat dalam menyalurkan kredit untuk menghindari lonjakan kredit macet.
Tak hanya mencari cara untuk menggeber penyaluran pembiayaan, multifinance juga harus memperhatikan rasio non performing loan (NPL). Sudjono, Direktur PT BFI Finance Indonesia mengatakan, pihaknya akan mempertahankan rasio NPL tidak lebih dari 2% di 2015.
Caranya, memilih segmen konsumen yang tepat serta disiplin dalam penanganan piutang bermasalah sejak awal tunggakan. "Jadi tidak menunggu sampai pembayaran macet, setelahnya NPL ditangani," ujar Sudjono. Tahun lalu, NPL BFI di bawah 1,5%. Sedangkan, penyaluran kredit BFI Finance di sepanjang 2014 ditaksir mencapai Rp 9,23 triliun atau tumbuh 7% dari tahun 2013.
Multifinance lain, PT BCA Finance akan menahan posisi NPL pada tahun ini sama seperti dengan realisasi tahun lalu yakni di bawah 1%. "Posisi NPL Desember 2014 di 0,68%. Tahun ini kami usahakan di level tersebut," ujar Roni Haslim, Direktur Utama BCA Finance tanpa merinci strategi perusahaan membendung laju kenaikan NPL.
Strategi tekan NPL
Sementara, PT Mandiri Tunas Finance (MTF) menargetkan rasio NPL tidak lebih dari 1,5% di tahun ini. Pada tahun lalu, kredit bermasalah anak usaha Bank Mandiri ini mampu menjaga NPL sekitar 1,15%, lebih rendah dari target sebesar 1,27%.
Harjanto Tjitohardjojo, Direktur Mandiri Tunas Finance bilang, tak ada strategi khusus untuk menjaga NPL. Strateginya masih seperti tahun lalu, antara lain selektif menyeleksi nasabah dan memberikan kredit kepada nasabah Bank Mandiri yang tidak memiliki sejarah buruk. "Hanya lebih disempurnakan di cabang-cabang," ujar Harjanto
Strategi lain, bagi nasabah yang pembayarannya lancar, Mandiri Tunas Finance akan menawarkan program repeat order. Kemudian, MTF juga memperkuat tim pengelolaan piutang (collection) yang dilengkapi dengan armada mobil. "Kami juga menetapkan KPI cabang untuk early payment default secara seragam," ungkap Harjanto.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, MTF juga akan membuat tim customer service sebagai tim verifikasi pelanggan satu minggu setelah konsumen menerima kendaraan.
Sepanjang tahun kambing kayu ini, Mandiri Tunas Finance berharap bisa mengerek penyaluran kredit sebesar 35,4% ketimbang perolehan tahun lalu. Sampai Desember 2014, jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh MTF mencapai Rp 14,77 triliun. Dengan asumsi naik 35,4%, berarti di tahun ini, nilai pembiayaan MTF bisa menjadi Rp 20 triliun. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News