kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.515.000   10.000   0,66%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Nasabah Tajir Mendominasi Simpanan di Bank


Senin, 15 Agustus 2022 / 06:15 WIB
Nasabah Tajir Mendominasi Simpanan di Bank
ILUSTRASI. Simpanan nasabah kaya dengan tearing nominal lebih dari Rp 5 miliar meningkat hingga 14,2% yoy per Juni 2022.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Simpanan nasabah super kaya makin besar di perbankan nasional. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaporkan, simpanan nasabah kaya dengan tearing nominal lebih dari Rp 5 miliar mencapai Rp 3.983 triliun atau meningkat hingga 14,2% secara yoy pada pada Juni 2022.

Dengan peningkatan tersebut, nasabah kaya ini menguasai 51,88% dari total simpanan perbankan nasional senilai Rp 7.677 triliun pada Juni 2022. Angka ini meningkat signifikan dan melampaui nominal simpanan yang lebih kecil.   

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan kenaikan tersebut karena para nasabah menahan investasi dan konsumsi. Sehingga jumlah simpanan mereka meningkat pesat di perbankan. 

Baca Juga: Simpanan Bank Digital Melonjak, Mayoritas Berasal dari Nasabah Ritel

Menurut Purbaya, sejumlah industri lain, seperti farmasi dan komoditas juga mengalami peningkatan dari sisi pendapatan selama pandemi. Alhasil, simpanan di bank terus naik karena pendapatan yang mereka terima diparkir bank. 

Pada tahun 2022, Purbaya memperkirakan pola konsumsi dan investasi nasabah mulai kembali normal. Dengan begitu, simpanan nasabah akan terus tumbuh seiring pemulihan ekonomi dan terjaganya kepercayaan masyarakat pada industri perbankan.

"Namun dengan tingkat pertumbuhan kembali normal seperti sebelum pandemi. Jadi, pertumbuhan simpanan nasabah kaya akan cenderung tumbuh lebih lambat," terang Purbaya.

Baca Juga: Sindikat Penipuan Nasabah Bank Via Klik WA Dibekuk, Waspadai Modusnya Berikut Ini

Peningkatan ini juga dirasakan sejumlah bank besar. Bank BRI misalnya, mencatat pertumbuhan nasabah wealth management lebih dari 13% secara year to date (ytd). Hal itu membuat asset under management (AUM) BRI tumbuh 10% ytd pada paruh pertama tahun ini.

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyebut, mayoritas nasabah prioritas BRI adalah individu. Untuk itu, BRI terus melakukan kampanye pengelolaan dan perencanaan keuangan untuk seluruh nasabah di semua segmen.

"Kami juga melengkapi platform wealth management dengan model penilaian (scoring) dan juga data analytics," terang Aestika, Jumat (12/8). 

Inovasi ini memungkinkan BRI mengetahui profil dan kebutuhan nasabah berdasarkan risiko dan segmen pasar. Dia berharap strategi ini dapat memberikan solusi keuangan yang tepat bagi para nasabah. 

Baca Juga: Buka Rekening Deposito Bunga Spesial, Cara Aman Siapkan Dana Darurat

Sementara Bank Commonwealth mencatatkan pertumbuhan nasabah CommBank Premier sebesar 5% pada semester pertama 2022. Executive Vice President, Head of Investment, Funding, & Customer Value Management Bank Commonwealth Ivan Jaya menargetkan pertumbuhan double digit untuk bisnis ini pada 2022.  

"Hal ini seiring dengan pengembangan fitur-fitur Premier Banking yang didukung teknologi terutama aplikasi SmartWealth yang baru-baru ini mendapatkan penghargaan sebagai aplikasi reksadana terbaik di Indonesia," kata Ivan.

Sejalan dengan itu, AUM Commonwealth juga tumbuh 5% secara ytd karena peningkatan instrumen reksadana saham rupiah. Tren investasi instrumen ini meningkat seiring dengan optimisme nasabah terhadap kondisi market dan indikator-indikator positif ekonomi Indonesia. 

Sampai dengan Juni 2022, simpanan nasabah lebih banyak berasal dari individu. Mereka adalah nasabah Premier Banking memilih sejumlah instrumen dengan imbal hasil menarik sesuai dengan indikator pemulihan ekonomi seperti reksadana saham berdenominasi Rupiah.

Kemudian dalam beberapa bulan terakhir, obligasi pemerintah berdenominasi rupiah juga menarik minat nasabah. Sebab, pemerintah menahan laju inflasi sehingga pasar menjadi semakin bergairah. 

Secara dana taktis, nasabah prioritas ini menempatkan dananya pada produk tabungan yang memberikan bunga setinggi deposito yaitu Bonus Saver yang menawarkan fleksibilitas karena bisa ditarik kapan saja tanpa penalti dan bunga sampai 3,50% per tahun.

Baca Juga: LPS: Ruang Penurunan Suku Bunga Mulai Terbatas

Tak berbeda, BNI juga torehkan kinerja positif. Hingga Juni 2022, AUM Emerald BNI naik 8% yoy dan tabungan Emerald tumbuh 11% yoy karena kenaikan simpanan mayoritas didorong oleh upselling dan upgrade dari nasabah existing

General Manager Divisi Wealth Management BNI Henny Eugenia mengatakan, akuisisi nasabah baru juga tumbuh seiring dengan pengembangan fitur baru portfolio dashboard dan laporan konsolidasi di mobile banking BNI.

"Hal ini memberikan kemudahan mengakses seluruh portfolio nasabah mulai dari tabungan, deposito, investasi dan asuransi," jelasnya.  

Baca Juga: Masyarakat Makin Melek Digital, Tren Menabung di Bank Digital Ikut Meningkat

Henny mengungkapkan, nasabah emerald seluruhnya merupakan nasabah perorangan. Saat ini kebanyakan nasabah lebih memilih menempatkan dana di tabungan dan deposito. 

Diperkirakan investasi juga akan terus tumbuh signifikan. Sebab, kenaikan yield pasar obligasi mendorong nasabah untuk  menempatkan dananya di instrumen obligasi pemerintah pada tahun ini. 

Khusus nasabah dengan profil risiko tinggi, reksadana saham menjadi opsi yang menarik untuk mengoptimalkan potensi return dari portofolio yang dimiliki. Terlebih, fitur investasi di BNI mobile banking juga semakin menarik minat nasabah yang mulai mencoba berinvestasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×