Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Amar Tbk ungkap alasan rasio net interest margin (NIM) mencapai 24,93% pada kuartal l 2025.
Sebagai formasi, NIM adalah rasio yang mengukur seberapa efisiennya sebuah bank untuk menghasilkan keuntungan dari penyaluran kredit.
Melansir data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2025, rata-rata NIM industri perbankan berada di level 4,60%. Dengan demikian, NIM Bank Amar berada jauh di atas industri.
SVP Finance Bank Amar David Wirawan mengungkap, NIM tinggi tersebut disebabkan oleh segmen nasabah bank yang memang memiliki risiko kredit tinggi, yakni nasabah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Baca Juga: Tumbuh 15%, Bank Amar Salurkan Kredit Rp 3,18 Triliun di Kuartal l 2025,
Kredit ini terutama dialirkan lewat layanan digital Bank Amar, yakni Tunaiku.
Dengan profil nasabah seperti ini, David bilang memang rasio kredit macet (non performing loan/NPL) Bank Amar juga akan ikut mendaki.
Kendati begitu, David mengatakan bahwa rasio tersebut tak bisa langsung disandingkan dengan bank konvensional. Sebab, mereka rerata berfokus pada nasabah korporasi. Yang perlu disoroti menurut dia justru hasil penyesuain risiko yang dilakukan bank atas perolehan NIM tersebut.
“Publik tidak bisa melihat NPL secara terpisah tanpa mempertimbangkan parameter keuangan lainnya. Evaluasi yang adil terhadap kinerja bank harus mencakup indikator tambahan seperti NPL Net, Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan indikator likuiditas, yang secara kolektif memberikan gambaran menyeluruh tentang kesehatan keuangan dan kemampuan manajemen risiko bank,” tegas David kepada Kontan, Rabu (11/6).
Hal ini juga kata David berlaku pada penilaian NPL Bank Amar. Info saja, NPL gross Bank Amar di periode tersebut mencapai 10,89%. Namun, NPL net-nya hanya sebesar 1,48%.
Tercatat, ROA Bank Amar sebesar 6,94%, sedangkan ROE sebesar 8,13%. Dari segi kecukupan modalnya, rasio CAR Bank Amar tampak memadai, yakni mencapai 121,58%.
Ketika parameter-parameter tersebut diperhitungkan secara komprehensif, jelas David, terlihat bahwa Bank Amar bertumbuh dengan baik dan telah menerapkan prinsip kehati-hatian sehingga mencerminkan kinerja yang sehat dan berkelanjutan.
Semua ini kata David adalah berkat penerapan teknologi Artificial Inteligence, machine learning, dan big data analytics secara komprehensif untuk menilai dan memantau risiko kredit secara real time.
Sementara dalam proses penagihan, Bank Amar juga menggunakan data analitik untuk mengidentifikasi pola pembayaran nasabah.
Baca Juga: Sepanjang 2024, Amar Bank Telah Salurkan Kredit Tunaiku Senilai Rp 3 Triliun
Ini kata dia menunjukkan bahwa meskipun bergerak di segmen yang menantang, Bank Amar mampu menavigasi risiko dengan efektif.
Adapun, Bank Amar mengandalkan dana pihak ketiga (DPK) sebagai sumber pendanaan utama, termasuk tabungan digital dan deposito.
David bilang, rasio dana murah atau CASA yang terdiri dari tabungan dan deposito berkontribusi 30% dari total DPK per Maret 2025.
“Kami tepat menjaga Cost of Fund (CoF) di level yang kompetitif melalui diversifikasi sumber pendanaan dan penyesuaian pricing yang cermat. Hal ini berkontribusi langsung terhadap tingginya selisih bunga dan mendukung kinerja NIM secara keseluruhan,” kata David.
Selanjutnya: Antonio Conte Disebut Tergila-gila pada Darwin Nunez, Ingin Boyong ke Napoli
Menarik Dibaca: iPhone 16 Harga Juni 2025 vs iPhone 16 Pro, Cek Review Singkat Berikut Ini!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News