kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Non-unitlink diminati saat pasar labil


Jumat, 22 Juni 2012 / 09:59 WIB
Non-unitlink diminati saat pasar labil
ILUSTRASI. Pengunjung beraktivitas di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Rabu (9/9/2020). Pakuwon Jati (PWON) berencana melakukan akuisisi tahun ini.


Reporter: Feri Kristianto, Adi Wikanto |

JAKARTA. Produk asuransi jiwa tradisional dengan investasi atau non-unitlink sangat banyak di pasaran. Bahkan, produk ini malah lebih dahulu berkembang di pasaran bila dibandingkan unitlink. Menariknya, asuransi jiwa tradisional yang berbalut investasi ini malah diminati saat kondisi pasar modal bergejolak.

Selain Wal Invest di Wanaartha Adisarana Life Insurance (WanaArtha Life), PT Asuransi Jiwasraya memiliki JS Saving Plan dan JS Plan Dollar. Di Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) memiliki Manulife Investa, dan masih banyak lagi produk serupa di perusahaan asuransi jiwa lainnya.

Intinya, produk itu melindungi jiwa Anda dari kecelakaan yang mengakibatkan kematian serta memberikan hasil investasi.

Sekilas, produk ini hampir mirip dengan unitlink, yakni sama-sama berbau investasi. "Perbedaannya, risiko unitlink ditanggung nasabah, sedang di asuransi jiwa biasa dengan investasi, risiko ditanggung perusahaan asuransinya," kata Eddy KA Berutu, Presiden Direktur WanaArtha Life, Kamis (21/6).

Selain itu, dari sisi imbal hasilnya berbeda. Unitlink memberi imbal hasil sesuai kinerja portofolio investasi yang bergantung kondisi pasar. Sementara, asuransi jiwa dengan investasi memberi hasil tetap sesuai kontrak saat pembelian. "Meskipun pasar sedang bergejolak sehingga saham-saham anjlok, nasabah asuransi jiwa dengan investasi tetap mendapat imbal hasil sesuai kontraknya," terang Eddy.

Tak heran, dengan karakteristik ini, produk itu semakin diminati, saat pasar bergejolak. Pertumbuhan premi produk ini lebih kencang dibandingkan unitlink. Tahun lalu, pertumbuhan premi baru asuransi tradisional mencapai 71,2% menjadi Rp 33,9 triliun. Sementara, premi baru unitlink hanya tumbuh 2,68% menjadi Rp 33,73 triliun.

Di WanaArtha Life, Wal Invest menjadi tulang punggung pendapatan premi. Total pendapatan premi sepanjang kuartal I 2012 mencapai Rp 698 miliar. Dari jumlah itu, premi individu sekitar 80%, dan Wal Invest berkontribusi lebih dari 50% .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×