Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Buana Finance Tbk harus gencar mencari pasar-pasar yang masih potensial di tengah industri pertambangan yang masih lesu. Ini merupakan salah satu upaya untuk menekan angka kredit macet.
Maklum, di akhir tahun lalu rasio non performing loan (NPL) Buana Finance meningkat tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kondisi bisnis industri pertambangan yang makin berat menekan pembayaran tepat waktu.
Direktur Buana Finance, Antony Muljanto mengatakan, Buana Finance masih bisa menjaga rasio NPL 1,4% pada akhir 2013. Namun, rasio kredit macet multifinance ini naik jadi 2,9% per akhir 2014. Antony mengatakan, NPL Buana Finance berada di angka 3% pada akhir Mei 2015. "Namun sampai tahun ini kami harapkan bisa ditekan lagi jadi di bawah 3%," kata Antony, Jumat (5/6).
Buana Finance akan melakoni sejumlah langkah untuk menekan rasio kredit macet ini. Diantaranya dengan lebih selektif dalam memilih konsumen untuk menjaga kesehatan kredit. Buana Finance juga akan menambah tenaga collection.
Kenaikan kredit macet ini terjadi bersamaan dengan penurunan outstanding pembiayaan Buana Finance. Pada tahun 2014, outstanding pembiayaan Buana Finance mencapai Rp 3,43 triliun.
Jumlah ini susut 6,74% dari posisi akhir 2013 sebesar Rp 3,67 triliun. Antony menyebut, penurunan outstanding pembiayaan ini terutama terjadi di segmen leasing yakni sebesar 6,96%.
Sementara di segmen pembiayaan konsumen, penurunan piutang mencapai 5,58%. Kondisi ini masih terjadi hingga kuartal pertama tahun ini. Piutang pembiayaan Buana Finance menyentuh angka Rp 3,45 triliun. Jumlah ini turun 5,8% dibanding posisi pada periode sama tahun lalu Rp 3,67 triliun.
Meski outstanding pembiayaan menurun, penyaluran pembiayaan Buana Finance pada tiga bulan pertama tahun ini masih naik tipis. Kredit baru Buana sebesar Rp 577,8 miliar pada kuartal pertama tahun lalu.
Sedangkan pada periode yang sama tahun ini, penyaluran pembiayaan baru Buana Finance mencapai Rp 598,6 miliar. "Masih ada kenaikan meski tipis sebesar 3,6%," katanya Antony.
Lini bisnis sewa guna usaha masih mendominasi penyaluran pembiayaan Buana Finance hingga Maret 2015. Kontribusi sewa guna usaha mencapai Rp 496 miliar atau sebesar 83% dari total penyaluran pembiayaan Buana Finance sepanjang kuartal pertama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News