kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

NPL perbankan belum beranjak turun


Rabu, 05 Juli 2017 / 06:10 WIB
NPL perbankan belum beranjak turun


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Tingkat kredit bermasalah atawa non performing loan (NPL) perbankan hingga Mei 2017 bergerak stabil. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, tidak terlihat tanda-tanda kenaikan NPL dalam waktu dekat.

Mengutip data OJK, per Mei 2017 posisi NPL perbankan berada di level 3,09%. Angka ini sedikit lebih tinggi dari sebulan sebelumnya, April 2017, yakni 3,02%.

"Dari sisi jumlah masih stabil. Kalau ada penghapusbukuan, bisa menurun," terang Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Perbankan OJK, Selasa (4/7).

Sejumlah bankir mengamini rasio kredit macet di banknya belum bergerak membaik. Salah satu sebabnya, kata Direktur Utama Bank Bukopin, Glen Glenardi, lantaran penyelesaian NPL yang tertunda di bulan Mei hingga Juni 2017.

"Ada yang mundur penyelesaian kredit bermasalah. Sampai Juni masih turun sedikit, menjadi sekitar 4%," ucap Glen saat ditemui KONTAN di kantor OJK, kemarin.

Sebelumnya, manajemen Bukopin menyatakan bakal menekan rasio kredit bermasalah ke level 3,5%, dari posisi per Mei 2017 yang di kisaran 4%.

Glen menandaskan, sampai saat ini penyumbang kredit bermasalah di Bukopin masih bersumber dari sektor pertambangan. Bank yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh PT Bosowa Corporindo tersebut yakin di kuartal III nanti, NPL Bukopin bisa turun signifikan.

Lain halnya dengan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang mampu menekan rasio NPL sebanyak 25 bps sepanjang bulan Mei hingga Juni 2017. "NPL Juni turun sedikit menjadi 3,2%, dibandingkan Mei di posisi 3,4%" kata Nixon Napitupulu, Direktur BTN.

Untuk menekan NPL, BTN akan terus merestrukturisasi kredit di segmen kredit pemilikan rumah (KPR) non subsidi. "Kira-kira 2.500 sampai 3.000 account direstrukturisasi, dengan rata-rata ticket size Rp 300 juta hingga Rp 400 juta per unit rumah," imbuh Nixon.

Selain itu, BTN juga menjual aset bermasalah lewat Asset Management Unit (AMU). BTN akan menjual aset bermasalah senilai Rp 50 miliar lewat unit AMU tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×