kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

OCBC NISP menjaga porsi kredit korporasi


Selasa, 10 September 2013 / 10:27 WIB
OCBC NISP menjaga porsi kredit korporasi
ILUSTRASI. Beli 1 Dapat 2 Dunkin Donuts (DOK/Dunkin Donuts)


Reporter: Issa Almawadi | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Geliat bisnis di Tanah Air tampaknya masih belum bisa berlari kencang seperti tahun sebelumnya. Pengucuran kredit korporasi pun diperkirakan ikut mengendur sejalan pelambatan ekonomi global.

Meski  begitu, Bank OCBC NISP tetap mempertahankan porsi penyaluran kredit korporasi sebesar 20% dari total kredit. OCBC NISP menargetkan, penyaluran kredit korporasi tahun ini bisa tumbuh pada level 20%-30%.

Parwati Sujaudaja, Direktur Utama OCBC NISP, mengatakan target pertumbuhan kredit korporasi OCBC NISP masih sejalan dengan pertumbuhan kredit perbankan secara umum. "Kami juga sudah memperhitungkan kenaikan nilai tukar dollar AS," ujar Parwati.

Selama ini, OCBC NISP lebih banyak menyalurkan kredit korporasi ke beberapa sektor strategis seperti transportasi, pertambangan, manufaktur dan jasa. Awal bulan ini, OCBC NISP ikut serta dalam sindikasi penyaluran kredit ke PT Fajar Surya Wisesa Tbk senilai US$ 240 juta. Dalam sindikasi itu, OCBC NISP bergabung bersama The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Oversea-Chinese Banking Corporation Limited, Bank UOB Indonesia, dan Standard Chartered Bank.

Parwati mengatakan, OCBC NISP tidak memiliki plafon khusus untuk sindikasi kredit kepada Fajar Wisesa. "Dalam sindikasi itu, kami bekerja sama dengan OCBC Singapura," katanya.

Hingga semester I 2013, OCBC NISP membukukan pertumbuhan kredit sebesar 19% dari Rp 47,7 triliun menjadi Rp 56,9 triliun, dibandingkan periode  sama tahun lalu. Dari jenis penggunaannya, sebagian besar kredit tersebut mengalir ke kredit modal kerja  sebesar 41%, kredit investasi  sebesar 36%, dan kredit konsumsi sebesar 23%.

Sedangkan, berdasarkan sektor usaha, kredit tersebut  masing-masing ke sektor perdagangan sekitar 25%, perindustrian 24%, jasa 21%, konstruksi 3%, pertanian dan pertambangan 4%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×