kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.360.000   27.000   1,16%
  • USD/IDR 16.715   30,00   0,18%
  • IDX 8.367   -24,72   -0,29%
  • KOMPAS100 1.159   -1,24   -0,11%
  • LQ45 843   -2,18   -0,26%
  • ISSI 291   1,30   0,45%
  • IDX30 442   -1,53   -0,35%
  • IDXHIDIV20 510   -0,87   -0,17%
  • IDX80 130   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 138   0,07   0,05%
  • IDXQ30 140   -0,19   -0,13%

OJK Catat Piutang Pembiayaan Alat Berat Capai Rp 48,24 Triliun


Selasa, 11 November 2025 / 15:48 WIB
OJK Catat Piutang Pembiayaan Alat Berat Capai Rp 48,24 Triliun
ILUSTRASI. Alat berat dipergunakan pada proses pembangunan pondasi gedung bertingkat di Jakarta, Senin (29/5/2023). Kredit atau pembiayaan alat berat sepanjang tiga bulan pertama 2023 masih menjadi penopang terbesar kinerja industri multfinance di Tanah Air. Hingga akhir tahun ini, pembiayaan alat berat diprediksi juga akan menunjukkan kinerja positif. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran pembiayaan alat berat multifinance mengalami kinerja positif. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran piutang pembiayaan industri multifinance untuk alat berat mencapai Rp 48,24 triliun per September 2025. 

"Nilainya meningkat 9,38%, jika dibandingkan periode sama tahun lalu," ujarnya dalam lembar jawaban tertulis RDK OJK, Selasa (11/11/2025).

Melihat kinerja positif tersebut, Agusman memproyeksikan pembiayaan alat berat di industri multifinance diperkirakan akan tumbuh positif hingga akhir 2025. Meskipun demikian, dia mengatakan kinerja pembiayaan alat berat masih dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti tekanan harga beberapa komoditas.

Baca Juga: Menilik Kinerja Emiten Multifinance per Kuartal III-2025

Terkait pembiayaan alat berat, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memproyeksikan pembiayaan alat berat multifinance masih memiliki potensi untuk bertumbuh ke depannya. Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno mengatakan selama masih ada pembangunan di Indonesia, tentu kebutuhan alat berat masih diperlukan, sehingga bisa berpeluang menggerakkan pertumbuhan pembiayaan alat berat multifinance.

"Ya, pasti ada (potensi tumbuh), utamanya kebutuhan alat berat untuk pembangunan. Alat berat itu juga menjadi bahan utama untuk perkebunan, kehutanan, hingga tambang. Selama masih ada konstruksi atau pembangunan, orang akan beli alat berat," ujarnya kepada Kontan.

Baca Juga: Adira Finance Catat Pembiayaan Alat Berat Rp 374 Miliar hingga Kuartal III-2025

Lebih lanjut, Suwandi juga berpendapat adanya pembangunan pabrik alat berat di Indonesia tak langsung berdampak terhadap pembiayaan alat berat. Sebab, masih dalam proses pembangunan dan efeknya juga tak akan langsung dirasakan terhadap industri multifinance.

"Namun, masih bikin pabrik, tetapi belum jadi. Tetap saja enggak secepat itu," kata Suwandi. 

Baca Juga: OJK Catat Laba Multifinance Capai Rp 16,14 Triliun per September 2025

Selanjutnya: Tambah Lini Bisnis Baru, SBMA Siap Genjot Kinerja Tahun 2026

Menarik Dibaca: Harga Jual Emas Anting Sebelah, Apakah Nilainya Turun Drastis?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×