Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Bank nomor wahid di Indonesia ini juga mengatakan, kalau perlambatan kredit yang dialami industri perbankan saat ini lebih banyak disebabkan oleh menurunnya permintaan dari masyarakat. Oleh karena itu, fokus BRI saat ini adalah menyukseskan program stimulus yang digulirkan oleh pemerintah.
"Saat ini fokus BRI untuk membantu penyaluran berbagai stimulus, dengan harapan apabila stimulus itu sudah sampai di masyarakat maka akan timbul demand, dan terhadap demand itu BRI akan melakukan bisnis (menyalurkan pinjaman)," imbuhnya.
Sebagai catatan, akhir kuartal III 2020 lalu Bank BRI mencetak kredit sebesar Rp 935,34 triliun atau meningkat sebanyak 4,9% secara yoy. Kredit tersebut mayoritas disumbang oleh segmen mikro yang naik 8,9% yoy menjadi Rp 328,8 triliun.
Baca Juga: Bank Nobu siapkan strategi sinergi dengan Matahari Department Store (LPPF)
Setali tiga uang, Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk Rudi As Aturridha mengatakan pihaknya memang masih meramal kredit tumbuh di low single digit. Sebab, permintaan kredit memang masih rendah.
Namun, tahun depan pertumbuhan kredit Bank Mandiri dipastikan akan lebih tinggi. "Kami percaya berbagai stimulus dan inisiatif kebijakan pemerintah ke depan akan dapat melindungi ekonomi domestik, seperti upaya peningkatan demand dan konsumsi dalam negeri melalui penguatan daya beli masyarakat," kata Rudi.
Untuk mendukung hal itu, Bank Mandiri telah menentukan sinergi pertumbuhan kredit yang selektif, seperti misalnya ke sektor-sektor yang tidak terdampak langsung pandemi Covid-19. Sehingga dapat ikut mendorong pemulihan perekonomian nasional, namun tetap dalam risiko yang terukur dan kualitas aset tetap terjaga.
Sebagai informasi saja, pada akhir kuartal III 2020 lalu Bank Mandiri masih mampu mencatatkan kredit tumbuh 3,8% secara tahunan menjadi Rp 873,7 triliun.
Selanjutnya: Langgar aturan, OJK bekukan Intensif Multi Finance
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News