kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

OJK dorong BPD bentuk strategic holding


Jumat, 22 Mei 2015 / 20:54 WIB
OJK dorong BPD bentuk strategic holding
ILUSTRASI. TAJUK - Hendrika Yunapritta


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah merampungkan roadmap untuk transformasi Bank Pembangunan Daerah (BPD). Roadmap ini dibuat untuk memperkuat struktur dan juga pondasi organisasi BPD agar mampu tumbuh dan bersaing di industri perbankan Tanah Air. Dengan begitu BPD dapat lebih berperan dalam pembangunan ekonomi daerah dan nasional ke depan.

Dalam penyusunan kerangka kerja BPD ini, OJK bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan juga Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda).

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan IV, Heru Kristiyana mengungkapkan, OJK mendorong terciptanya strategic holding antar bank BPD yang dilakukan diantaranya dengan sinergi teknologi, sinergi pengembangan sumber daya manusia (SDM) serta sinergi layanan dan produk BPD.

Hal ini dilakukan lantaran OJK menilai BPD memiliki tiga kelemahan. Pertama, kontribusi terhadap infrastruktur atau pembangunan daerah yang masih rendah. Ini tercermin dari relatif kecilnya pangsa kredit produktif di BPD yang hanya 26%.

Kedua, tata kelola, sumberdaya manusia, manajemen risiko dan infrastruktur yang belum memadai. Kondisi ini memicu peningkatan kredit bermasalah segmen produktif. Kelemahan BPD yang ketiga adalah daya saing yang masih rendah lantaran produk dan mutu pelayanan belum memadai.

Dengan transformasi ini, diharapkan BPD dapat menjadi bank yang berdaya saing tinggi dan kuat serta berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah yang berkelanjutan.

Bentuk transformasi adalah penguatan pondasi BPD terlebih dahulu. “Kami sarankan BPD untuk membentuk strategic grup atau strategic holding, dimana cara ini cenderung lebih mudah dilakukan ketimbang merger atau akuisisi BPD oleh bank umum lainnya,” ," jelas Heru di Jakarta, Jumat (22/5).

Sebab, lanjut Heru, jika BPD tidak didorong untuk bertransformasi, maka BPD tidak akan bisa menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) sektor keuangan pada tahun 2020.

Dalam transformasi ini, wasit lembaga keuangan mendorong masing-masing Pemerintah Daerah (Pemda) yang merupakan pemegang saham BPD untuk menyuntikkan modal agar ekspansi bisnis bisa lebih besar lagi.

Dukungan modal

OJK mendorong seluruh BPD pada tahun 2020 mendatang, sudah naik kelas menjadi bank dengan kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 3 dengan modal inti antara Rp 5 triliun sampai dengan Rp 30 triliun.

"Kami minta komitmen masing-masing Pemda untuk menyuntikkan modal kepada BPD sampai naik menjadi BUKU 3 pada 2020 nanti. Patokannya dalam jangka waktu dekat, BPD yang BUKU 1 harus naik menjadi BUKU 2. Kami dorong agar skalanya menjadi lebih baik dan mereka bisa lebih berkembang," ucap Heru.

Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Keuangan Daerah Kemendagri, Reydonnyzar Moenek menyebutkan, saat ini dari 26 BPD yang ada di seluruh Indonesia, baru dua BPD yang berada di level BUKU 3 yaitu Bank Jabar Banten dan Bank Jatim. Sementara, 10 BPD masih berada di BUKU 1 dan sisanya BUKU 2.

Dengan naik kelas ini, diharapkan BPD akan memiliki daya saing tinggi serta memiliki kontribusi yang signifikan untuk pertumbuhan ekonomi daerah. Sebab, lebih dari separuh APBN ada di daerah. Dengan demikian, captive market pembangunan dan pendanaan semua bank menggunakan dana Pemda.

"Dengan strategic holding ini, BPD akan mempunyai kekuatan yang dahsyat untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. BPD harus memperkuat kemampuan bisnis dan optimalisasi pelayanan," tutur Reydonnyzar.

Dengan transformasi ini juga, kata Reydonnyzar, Kemendagri berupaya menyiapkan rasio kecukupan modal atawa capital adequacy ratio (CAR) BPR.

Ketua Umum Asbanda, Eko Budiwiyono menuturkan, dengan terjadinya sinergi grup BPD, maka dalam jangka panjang kemungkinan akan menimbulkan efek positif seperti financial holding. Saat ini, terdapat 15 BPD yang telah menyatakan diri bergabung dengan BPD net-online, dimana 10 BPD diantaranya melakukan pilot project secara intensif dibidang IT.

"Asbanda mempunyai PT Nusantara Terpadu yang merupakan backbone layanan IT terpadu BPD. Variasi produknya akan bermacam-macam tidak hanya ATM. Kami sedang mengembangkan switching ATM BPD secara keseluruhan," jelas Eko.

Asbanda pun sudah mendirikan Asbanda Academy untuk mengembangkan SDM BPD. Dengan begitu, SDM di BPD bisa bersaing dengan SDM bank umum lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×