kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

OJK dorong P2P lending ekspansi ke luar negeri guna tingkatkan mitigasi risiko


Jumat, 11 Oktober 2019 / 22:01 WIB
OJK dorong P2P lending ekspansi ke luar negeri guna tingkatkan mitigasi risiko
ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas dekat logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta (14/7). OJK dorong P2P lending ekspansi ke luar negeri guna tingkatkan mitigasi risiko. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/14/07/2016


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak hanya pemain peer to peer lending luar yang menyasar Indonesia, kini pemain Indonesia menyasar pangsa pasar global. Setelah P2P Lending Modalku dan Investree menyasar pasar Asia Tenggara, terbaru, Kredit Pintar sudah masuk di Filipina dan Pendanaan akan masuk ke pasar India.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyambut dan mendorong pelaku fintech peer to peer (P2P) lending untuk ekspansi ke luar negeri.

Baca Juga: Tunggu izin OJK, Bank Royal milik BCA bakal berganti nama?

Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech OJK Hendrikus Passagi  bilang fintech peer to peer lending sama seperti GoJek yang memiliki kekuatan utamanya pada teknologi. Ketika dijalankan, tinggal mencari kultur atau user experience. Sekarang GoJek masuk ke Malaysia, bukan berarti pasar Indonesia sudah jelek. 

Hendrikus bilang P2P lending ekspansi ke luar, untuk menguji apakah user experience yang sudah dikenal di Indonesia bisa dibawa dan diimplementasikan ke luar negeri.

"Kalau bank ekspansi ke luar ada isu mengenai sumber dananya bagaimana? Kalau sumber pendanaan P2P lending tidak ada batasnya, dari seluruh dunia, boleh. Kalau penerima pinjaman (borrower) hanya boleh masyarakat Indonesia karena harus warga negara dan domisili di Indonesia," ujar Hendrikus di Jakarta pada Kamis (10/10).

Ia mengatakan semua engine P2P lending yang sudah dikembangkan di Indonesia sudah mempelajari user experience berupa kultur pinjam meminjam Indonesia. Ia menilai engine ini akan terus berkembang dan berubah.

Baca Juga: Banyak P2P lending ekspansi ke luar negeri, AFPI: Kesempatan menggaet lender global

"Untuk antisipasi itu, kami sangat dorong kalau  P2P lending ekspansi ke India atau sebagainya. Sebab lewat ekspansi, mereka akan pelajari user experience tingkat global. Tren Indonesia akan selalu ikuti tren global," tambah Hendrikus.

Ia melanjutkan, ada dua tujuan melakukan ekspansi. Pertama, agar user experience bertambah banyak. Kedua akan meningkatkan machine learning risiko P2P lending untuk tingkatkan assesment pinjaman. Maka risiko akan semakin rendah, maka bunga atau biaya makin rendah. Pada akhirnya masyarakat yang akan diuntungkan. 

Merujuk data OJK, akumulasi realisasi pinjaman yang telah disalurkan oleh fintech lending per Agustus 2019 sebesar Rp 54,71 triliun. Nilai ini tumbuh 141,40% year to date  (ytd) dari posisi akhir Desember 2018 sebesar Rp 22,66 triliun.

Baca Juga: P2P lending Pendanaan bakal jalankan bisnis di India pada bulan depan

Hingga saat ini dari 127 entitas terdaftar sudah ada 13 penyelenggara yang mendapatkan izin. Adapun P2P lending yang sudah mendapatkan izin penuh adalah Danamas, Investree, Amartha, Dompet Kilat, KIMO, Toko Modal, Uang Teman, Modalku, KTA Kilat, Kredit Pintar, Maucash, Finmas, dan KlikACC.

Jumlah akumulasi rekening lender per Agustus 2019 sebanyak 530.385 entitas. Angka ini naik 155,60% secara ytd. Jumlah transaksi peminjam (borrower), sebanyak 12,83 juta entitas atau meningkat 194% ytd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×