kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.568.000   13.000   0,84%
  • USD/IDR 16.190   15,00   0,09%
  • IDX 7.089   24,28   0,34%
  • KOMPAS100 1.050   2,99   0,29%
  • LQ45 820   -0,96   -0,12%
  • ISSI 212   2,00   0,95%
  • IDX30 421   -0,80   -0,19%
  • IDXHIDIV20 504   -0,45   -0,09%
  • IDX80 120   0,40   0,33%
  • IDXV30 124   0,56   0,46%
  • IDXQ30 139   -0,48   -0,34%

OJK: Inklusi keuangan di pesantren penting


Minggu, 18 Oktober 2015 / 14:04 WIB
OJK: Inklusi keuangan di pesantren penting


Reporter: Dina Farisah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

PROBOLINGGO. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad mengatakan masalah utama di Indonesia adalah kelemahan di bidang keuangan, baik seberapa paham masyarakat terhadap produk dan jasa keuangan.

Selain itu, masalah lainnya terkait dengan rendahnya akses masyarakat ke lembaga keuangan. Akibatnya, banyak masyarakat terbelit rentenir yang merugikan mereka.

Menurut Muliaman, salah satu unsur penting di masyarakat adalah keberadaan pesantren. Oleh karenanya, kata dia, OJK dan industri keuangan akan bekerjasama dengan pesantren dalam meningkatkan pemahaman para kyai dan santri terhadap produk dan jasa keuangan.

“Kami juga akan mendekatkan lembaga keuangan ke pesantren agar para kyai dan santri lebih dekat terhadap akses permodalan. Inklusi keuangan di pesantren adalah penting,” tegas Muliaman dalam pidato sambutan Haul Akbar Para Masayich di pondok pesantren Baitus Sholihin, Genggong Timur, Tumenggungan Krejengan, Probolinggo, Minggu (18/10).

Muliaman bilang, dalam waktu dekat OJK melalui program edukasi, akan melakukan sosialisasi untuk memberikan pemahaman keuangan terhadap para santri dan bekerjasama dengan lembaga jasa keuangan untuk membuka dan mendekatkan akses keuangan di lingkungan pesantren.

“Kerja sama program ini bertujuan agar para santri melek keuangan,” katanya.

Adanya sinergi OJK dengan pesantren diharapkan pesantren akan makin sadar pada produk dan jasa keuangan, sehingga akan tercapai upaya pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren.

Lebih lanjut, Muliaman bilang, lembaga perbankan, lembaga pembiayaan, koperasi, Baitul Mal wat Tamwil (BMT), dan lembaga keuangan mikro, serta asuransi mikro akan berada lebih dekat dengan pesantren-pesantren untuk mendekatkan dengan sumber permodalan yang lebih murah dan cepat.

“DPR khususnya Komisi XI yang membidangi Keuangan dan Perbankan, dalam hal ini diwakili bapak Mukhamad Misbakun selalu mendampingi OJK, Bank Indonesia, dan Pemerintah dalam mengawasi dan bekerjasama untuk kemajuan sektor jasa keuangan,” tutupnya.

Untuk diketahui, Haul Akbar yang berlangsung di Pesantren Zainul Hasan, Genggong yang diasuh oleh KH. Muhammad Hasan Ainul Yaqin ini adalah haul ke-14 almarhum Al Arif Bilah Sholeh Nahrawi.

Haul Akbar dihadiri oleh para kyai dan Habib dari Probolinggo, Pasuruan, Situbondo, dan Bondowoso, anggota Komisi XI DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Timur II Mukhamad Misbakhun, serta 40 ribuan hadirin dari Probolinggo dan sekitarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×