Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
Sementara PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) menyatakan, jika melihat imbal hasil yang diberikan kepada lender yakni sebesar 11%-15% flat per tahun, maka bunga yang dibayarkan borrower di atas angka tersebut. "Namun besarannya sangat beragam tergantung hasil pengukuran dan analisa dari machine learning maupun pengamatan tim di lapangan," kata Andi Taufan Garuda Putra Founder & CEO Amartha.
Andi menjelaskan, dana yang dapat dipinjam mulai dari 3 juta hingga 10 juta. Namun peminjaman di atas 5 juta dikenakan syarat yang lebih rigid, seperti harus sudah bermitra dengan Amartha beberapa tahun dan menunjukkan performa bayar yang baik. "Bunga itu umumnya untuk bagi hasil dengan lender, perolehan keuntungan, serta operasional perusahaan," ungkap Andi.
Menurutnya, Amartha menerapkan prinsip bisnis yang bertanggung jawab dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam menentukan credit scoring dan beban bunga pada borrower. Amartha memastikan setiap borrower diukur dengan akurat melalui teknologi machine learning, sehingga tidak akan mengalami overdebt atau kelebihan utang yang di luar batas kemampuan bayar borrower.
Amartha pun optimis dapat menyalurkan pinjaman hingga Rp 2,5 triliun di sepanjang tahun 2021 ini, dengan capaian hingga saat ini sebesar Rp 1,6 triliun.
"Ke depannya, pinjaman fintech dapat lebih fokus menggarap pasar di luar Jawa serta menawarkan produk yang pendanaan yang lebih terjangkau. Dari sisi borrower, fintech juga berpeluang membantu lebih banyak lagi, mengingat tingkat literasi keuangan masyarakat semakin membaik," imbuh Andi.
Selanjutnya: DANA terus dorong pengguna lakukan proses KYC demi keamanan dan kenyamanan transaksi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News