kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

OJK sebut restrukturisasi kredit semakin melandai, ini jumlahnya


Rabu, 24 Maret 2021 / 14:09 WIB
OJK sebut restrukturisasi kredit semakin melandai, ini jumlahnya
ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas dekat logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta (14/7). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/14/07/2016


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

Namun, pada akhir  tahun lalu, jumlahnya sudah turun ke level Rp 93 triliun karena banyak debitur yang sudah kembali pulih karena berhasil melakukan penyesuaian model bisnis dengan kondisi pandemi.

"Debitur yang direstrukturisasi adalah mereka yang sebelum bulan Maret 2020 masih bagus dan tidak pernah menunggak, mereka terganggu karena Covid-19. Selama setahun terakhir, sebagian besar mereka sudah bisa menyesuaikan model bisnisnya dengan new normal. Diperkirakan jumlah restrukturisasi ini akan terus berkurang sejalan dengan vaksinasi dan ekonomi mulai pulih," jelas Direktur Manajemen Risiko Ahmad Siddik Badruddin belum lama ini.

Sementara jumlah kredit yang berpotensi jadi NPL telah menurun dibandingkan proyeksi sebelumnya. Akhir tahun 2020, Bank Mandiri memprediksi sekitar 10%-11% dari kredit yang direstrukturisasi berpotensi downgrade jadi kredit bermasalah.  Namun, saat ini diproyeksi hanya sekitar 8% dari Rp 93 triliun. Pada akhir 2020, baru sekitar 0,3%-0,4% dari kredit yang direstrukturisasi ini jatuh ke NPL. 

Baca Juga: Jangan sampai diblokir! Ini jadwal pemblokiran kartu ATM lama Mandiri, BNI, dan BCA

Meskipun proyeksi kredit yang berpotensi jadi NPL turun, Bank Mandiri akan melakukan tambahan pencadangan opsional tahun ini sebesar Rp 1 triliun untuk debitur restrukturisasi terdampak Covid-19. Sementara tahun 2020, perseroan sudah melakukan pencadangan sebesar Rp 4,5 triliun sehingga total cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang dialokasikan mengantisipasi risiko NPL mencapai Rp 5,5 triliun.

Untuk debitur yang belum sembuh 100%, Bank Mandiri akan memberikan restrukturisasi ulang dengan memanfaatkan semua program stimulus yang diberikan pemerintah sehingga mereka bisa pulih sepenuhnya. 

Restrukturisasi kredit terdapat Covid-19 di BRI juga sudah melandai menjadi Rp 189,8 triliun per akhir Februari 2021 seiring dengan mulai menggeliatnya aktivitas ekonomi.   "Penurunan jumlah pinjaman yang direstrukturisasi tersebut merupakan sinyal positif bahwa nasabah UMKM mulai bangkit. Untuk tahun ini BRI optimistis mampu menjaga NPL di level 3%," kata Aestika Oryza, Sekretaris Perusahaan BRI.

Selanjutnya: Seluruh kartu ATM BRI ditargetkan sudah migrasi ke kartu cip pada September 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×