Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemain fintech digital payment PT Visionet Internasional atau dikenal dengan OVO optimis bisnis uang digital akan terus berkembang. OVO mengklaim telah mengalami kenaikan Monthly Active User growth sebesar 400% pada 2018. Managing Director OVO Harianto Gunawan bilang kenaikan ini akan terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu.
“Hal ini sejalan dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang mengutamakan kecepatan dan sesuatu yang praktis, termasuk dalam hal bertransaksi. Juga didorong oleh usaha pemerintah dalam mewujudkan percepatan inklusi keuangan melalui Gerakan Nasional Non Tunai(GNNT)," ujar Harianto kepada Kontan.co.id pada Jumat (18/10).
Baca Juga: Pasar digital payment Indonesia disasar asing, LinkAja tak merasa tersaingi
"Oleh sebab itu, OVO hadir untuk mempercepat inklusi keuangan melalui platform pembayaran kami dan menghadirkan layanan keuangan yang dapat mempermudah transaksi seluruh masyarakat Indonesia,” lanjut dia.
Lanjut Harianto, sekitar lima tahun mendatang, OVO ingin melayani seluruh masyarakat Indonesia, termasuk bagi yang unbanked dan underserved. Sehingga, OVO akan fokus dalam pengembangan produk dan layanan finansial untuk memastikan pemerataan akses keuangan.
Ia mencontohkan produk yang akan hadir di OVO seperti pembayaran, pinjaman, asuransi, dan wealth management untuk seluruh masyarakat Indonesia.
“Agar dapat bersaing dengan pemain lainnya, kami membangun ekosistem pembayaran terbuka untuk memastikan konsumen dapat menggunakan OVO di berbagai tempat, baik di mal, warung, situs e-commerce, dan lainnya," jelas Harianto.
Strategi ini menjadikan produk dan layanan OVO harus lebih fleksibel dan tangkas agar bisa memberikan layanan yang terbaik kepada para mitra OVO. Semua ini dilakukan dengan tujuan untuk menghadirkan ekosistem pembayaran digital yang lebih inklusif,” jelas Harianto.
Selain itu, OVO juga akan terus berinovasi demi memberikan pelayanan baru seperti OVO PayLater dan OVO SmartCube guna meningkatkan kualitas pelayanan. Harianto juga menyatakan fokus utama OVO saat ini ialah memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Lima tahun ke depan, LinkAja targetkan layani 100 juta pengguna
Oleh sebab itu, OVO turut senang dapat bekerja sama dengan digital payment lainnya dalam mewujudkan inklusi keuangan di Indonesia.
Harianto menyatakan OVO memahami resiko keamanan yang mungkin terjadi dalam bisnis digital payment. Sejalan dengan itu, OVO akan meningkatkan kualitas sistem guna meningkatkan pengalaman pelanggan dalam bertransaksi menggunakan OVO.
Adapun upaya yang dilakukan OVO berupa menerapkan sistem layered security atau keamanan berlapis dalam proses pengisian data di aplikasi OVO yang dapat melindungi perusahaan dan data pelanggan dari aksi cyber-attacks.
Ia mantap menyatakan menjamin bahwa setiap data pelanggan dilindungi dan tidak dapat diretas dengan mudah. OVO juga akan terus meningkatkan standar keamanan dan layanan dengan mengikuti standar industri global.
Terkait persaingan dengan perbankan yang juga menggarap bisnis uang elektronik, Harianto menilai bahwa bisnis digital payment akan terus berkembang seiring beralihnya masyarakat ke menggunakan uang digital.
Baca Juga: Simak strategi bisnis Akseleran dalam lima tahun ke depan
Begitupun dengan maraknya pemain asing yang juga ingin memasuki pasar Indonesia, Ia menilai hal ini menunjukkan pasar Indonesia memiliki potensi yang tinggi.
“Fokus kami bukan untuk mendukung persaingan, tetapi melayani kebutuhan masyarakat akan akses finansial secara digital. Kami akan terus berinovasi dan melahirkan lebih banyak produk dan layanan yang bermanfaat bagi masyarakat,” tutur Harianto.
Sebelumnya, Harianto bilang tiga transaksi paling besar dan menjadi fokus OVO adalah transportasi, e-commerce, dan ritel termasuk food and beverage. Untuk menggenjot transaksi, OVO menggandeng nama-nama besar. Misalnya untuk e-commerce, OVO berkongsi dengan Tokopedia menjadi dompet digital startup berstatus unicorn itu.
Di sektor transportasi, OVO bekerja sama dengan Grab yang sudah menyandang status decacorn di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, tahun lalu, OVO mencatat volume transaksi tumbuh 75 kali lipat menjadi satu miliar kali transaksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News