Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto
Pertumbuhan tersebut seiring dengna target perseroan untuk naik kelas ke BUKU 3 tahun depan. Adapun per September 2019 lalu, modal inti entitas anak PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) ini bermodal inti Rp 4,6 triliun, artinya perseroan masih butuh Rp 400 miliar lebih untuk naik ke BUKU 3.
Baca Juga: Perbankan akan genjot dana murah pada tahun 2020
“Tahun depan kami sudah bisa naik ke BUKU 3, seiring hal tersebut kami menargetkan pertumbuhan bisnis di kisaran 15%-20% dengan strategi utama menyasar bisnis halal ekosistem di sektor pendidikan, kesehatan dan pariwisata,” kata DIrektur Keuangan dan Operasional BNI Syariah Wahyu Avianto kepada KONTAN.
Per Oktober 2019, perseroan telah menyalurkan pembiayaan Rp 31,90 triliun dengan pertumbuhan 16,91% (yoy). Sedangkan DPK terhimpun Rp 37,70 triliun dengan pertumbuhan 10,19% (yoy). Sedangkan raihan laba berjalannya sebesar Rp 516,08 miliar dengan pertumbuhan 58,26% (yoy).
BUKU 2 lainnya yaitu PT Bank Sahabat Sampoerna juga optimistis bisa meraih pertumbuhan kinerja belasan persen tahun mendatang. Meskipun menurut Direktur Keuangan Bank Sampoerna Hengky Suryaputra tahun depan punya banyak tantangan.
“Kami menargetkan oertumbuhan kredit sejalan proyeksi regulator di kisaran belasan persen kecil. sedangkan laba bisa di atasnya. Sebab, tahun 2019 pencadangan kami untuk memenuhi PSAK 71 cukup tinggi,” ungkapnya kepada Kontan.co.id.
Per November 2019, perseroan telah menyalurkan kredit Rp 7,77 triliun dengan pertumbuhan 8,82% (yoy), dan menghimpun DPK senilai Rp 9,65 triliun dengan pertumbuhan 32,21% (yoy). Sementara laba berjalannya tercatat Rp 29,00 miliar dengan pertumbuhan menurun 52,42% (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News