Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah musim konsolidasi perbankan, bank umum kegiatan usaha (BUKU) 1, dan BUKU 2 yang tak ikut serta optimistis masih dapat bersaing. Tahun depan bank kecil menengah ini pasang target pertumbuhan kinerja mumpuni.
Di kelas BUKU 1, PT Bank Jabar Banten Syariah misalnya menargetkan bias meraih pertumbuhan laba 10%. Sinergi dengan induknya yaitu PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) akan jadi penopang sesuai beleid soal sinergi induk bank dan entitas anak syariahnya.
“Kondisi ekonomi tahun depan sebenarnya masih belum menentu, namun kami optimistis bisa meraih pertumbuhan pembiayaan, dana pihak ketiga (DPK), dan aset di atas 10% (yoy),” kata DIrektur Utama Bank BJB Syariah Indra Falatehan kepada Kontan.co.id, Kamis (26/12).
Baca Juga: Perbankan masih berupaya mengejar batas minimum kredit UMKM sebesar 20%
Di tengah kondisi ekonomi yang diprediksi belum stabil tahun depan, Indra bilang di sektor produktif perseroan bakal lebih selektif menyalurkan pembiayaan. Niatnya agar kualitas pembiayaan dapat terjaga.
Per November 2019, perseroan telah menyalurkan pembiayaan Rp 5,51 triliun dengan pertumbuhan 2,22% (yoy). Sementara DPK berhasil terhimpun Rp 6,16 triliun dengan pertumbuhan 17,07% (yoy). Ada pun laba tahun berjalan tercatat sebesar Rp 19,5 miliar merosot 22,21% (yoy).
Sementara di kelas BUKU 2, ada PT Bank BNI Syariah yang jauh lebih optimistis. Perseroan menargetkan pertumbuhan kinerja bisa mencapai 20% (yoy) pada 2020 mendatang.
Pertumbuhan tersebut seiring dengna target perseroan untuk naik kelas ke BUKU 3 tahun depan. Adapun per September 2019 lalu, modal inti entitas anak PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) ini bermodal inti Rp 4,6 triliun, artinya perseroan masih butuh Rp 400 miliar lebih untuk naik ke BUKU 3.
Baca Juga: Perbankan akan genjot dana murah pada tahun 2020
“Tahun depan kami sudah bisa naik ke BUKU 3, seiring hal tersebut kami menargetkan pertumbuhan bisnis di kisaran 15%-20% dengan strategi utama menyasar bisnis halal ekosistem di sektor pendidikan, kesehatan dan pariwisata,” kata DIrektur Keuangan dan Operasional BNI Syariah Wahyu Avianto kepada KONTAN.
Per Oktober 2019, perseroan telah menyalurkan pembiayaan Rp 31,90 triliun dengan pertumbuhan 16,91% (yoy). Sedangkan DPK terhimpun Rp 37,70 triliun dengan pertumbuhan 10,19% (yoy). Sedangkan raihan laba berjalannya sebesar Rp 516,08 miliar dengan pertumbuhan 58,26% (yoy).
BUKU 2 lainnya yaitu PT Bank Sahabat Sampoerna juga optimistis bisa meraih pertumbuhan kinerja belasan persen tahun mendatang. Meskipun menurut Direktur Keuangan Bank Sampoerna Hengky Suryaputra tahun depan punya banyak tantangan.
“Kami menargetkan oertumbuhan kredit sejalan proyeksi regulator di kisaran belasan persen kecil. sedangkan laba bisa di atasnya. Sebab, tahun 2019 pencadangan kami untuk memenuhi PSAK 71 cukup tinggi,” ungkapnya kepada Kontan.co.id.
Per November 2019, perseroan telah menyalurkan kredit Rp 7,77 triliun dengan pertumbuhan 8,82% (yoy), dan menghimpun DPK senilai Rp 9,65 triliun dengan pertumbuhan 32,21% (yoy). Sementara laba berjalannya tercatat Rp 29,00 miliar dengan pertumbuhan menurun 52,42% (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News