Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Popularitas produk unitlink semakin meredup, tercermin dari tren penurunan pendapatan premi dalam beberapa tahun terakhir.
Meski begitu, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) tetap yakin bahwa kinerja unitlink akan membaik ke depannya.
"Hal itu seiring dengan peningkatan literasi keuangan masyarakat serta penerapan standar regulasi yang lebih transparan dan akuntabel," ujar Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu, kepada Kontan pada Jumat (7/2).
Baca Juga: Proteksi Berbalut Investasi Masih Seksi
Togar mengakui bahwa ada tantangan besar yang dihadapi produk unitlink, terutama dari sisi daya beli masyarakat.
Premi unitlink yang lebih tinggi dibandingkan asuransi tradisional menjadi salah satu faktor penyebab penurunan minat.
Hal ini karena unitlink mengandung unsur investasi, yang membuat biaya preminya lebih mahal.
Untuk menghadapi tantangan ini, AAJI mendorong perusahaan asuransi jiwa untuk berinovasi dengan menawarkan produk unitlink yang lebih fleksibel dan sesuai dengan kemampuan finansial masyarakat luas.
Baca Juga: Prudential Gandeng Stanchart Indonesia Luncurkan Produk Paydi Berbasis Dolar
"Kami ingin unitlink tetap menjadi pilihan investasi yang menarik di masa depan, bukan hanya untuk kalangan tertentu, tetapi juga untuk seluruh lapisan masyarakat," tambah Togar.
Data Penurunan Premi Unitlink
Baca Juga: OJK Perkirakan Produk Unitlink di Asuransi Jiwa Masih Diminati, Ini Penyebabnya
Berdasarkan data AAJI, pendapatan premi dari unitlink terus mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir:
Pada Kuartal III-2024: Rp 53,81 triliun, turun 16,4% dari kuartal III-2023 sebesar Rp 64,37 triliun.
Kuartal III-2023: turun lebih dalam, sebesar 22,4%, dibandingkan kuartal III-2022 yang mencapai Rp 82,91 triliun.
Selanjutnya: OJK Perketat Regulasi Fintech P2P Lending, AFPI Pastikan Kepatuhan Industri
Menarik Dibaca: -Pakai Tips Ini Untuk Hadapi Menstruasi di Hari Pernikahan Anda
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News