Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Daya tahan perbankan nasional bakal diuji saat menghadapi pandemi Covid-19. Sejumlah bankir mengaku masih percaya diri bisa mengatasi hal ini, meskipun sejumlah imbas negatif tak bisa dielak.
Utamanya memang karena pandemi yang menghantam ekonomi. Pelaku usaha kesulitan raih pemasukan, pembayaran cicilan terhambat. Hasilnya kredit macet melonjak, sementara pendapatan bank merosot.
Memang, ada sejumlah stimulus dari pemerintah, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait restrukturisasi kredit. Penilaian kolektablitas dikurangi, sehingga kredit macet masih bisa diniliai lancar sehingga beban cadangan kerugian bank bisa ditunda.
Baca Juga: Bank Mandiri terbitkan global bond US$ 500 juta
“Penundaan angsuran pokok dan bunga akan tetap diakui sebagai pendapatan. Meskipun memang pendapatan bunga pasti akan menurun akibat pertumbuhan kredit yang melambat,” kata Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Hery Gunardi kepada Kontan.co.id, Selasa (5/5).
Hingga 24 April 2020 lalu, bank berlogo pita emas ini telah melakukan restrukturisasi kredit kepada 63.202 debitur dengan nilai kredit Rp 19,04 triliun.
BCA Sekuritas dalam risetnya 14 April 2020 lalu juga memprediksi akan terjadi penurunan pemasukan perseroan. Tahun ini Bank Mandiri diproyeksi cuma bakal dapat laba bersih Rp 21,68 triliun, merosot hingga 21% dari realisasi laba bersih pada akhir tahun lalu senilai Rp 27,48 triliun.