kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pandemi masih menggerus kontribusi anak usaha industri perbankan


Minggu, 01 Agustus 2021 / 18:27 WIB
Pandemi masih menggerus kontribusi anak usaha industri perbankan
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di kantor cabang Bank Syariah Indonesia (BSI) ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/25/02/2021.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak cuma industri perbankan, pandemi juga mengganggu industri keuangan secara umum. Hal ini membuat kontribusi kinerja anak perusahaan masih tergerus pada induk perusahaan. 

Anak perusahaan milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk masih mampu memberikan kontribusi kepada laba konsolidasi. Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi bilang pencapaian laba bersih tumbuh 21,45% year on year (yoy) dari Rp 10,29 triliun menjadi Rp 12,5 triliun. 

“Sebagaimana bahwa kinerja keseluruhan anak perusahaan perbankan, multifinance, insurance, capital market, dan modal ventura menunjukkan traction yang positif. Artinya kontribusi saat ini kita lihat meningkat. Kita optimis itu terus meningkatkan,” ujar Darmawan pada pekan lalu. 

Anak perusahaan BMRI ini memberikan kontribusi laba bersih senilai  Rp 1,56 triliun atau 12,47% dari total laba Bank Mandiri di semester 1-2021. Nilai ini menurun dibandingkan Juni 2020 senilai Rp 2 triliun atau menyumbang 19,6%dari total laba perseroan.

Baca Juga: Masih pandemi, BCA tidak andalkan kontribusi laba dari anak perusahaan

Bila dirinci lebih jauh, Bank Syariah Indonesia (BSI) masih menjadi penopang utama kinerja anak perusahaan Bank Mandiri. BSI mencatatkan pertumbuhan laba bersih 23% yoy menjadi Rp 881,3 miliar. Nilai ini menyumbang 7,1% terhadap total laba Bank Mandiri. 

Setelah itu, AXA Mandiri Financial Services mampu membukakan pertumbuhan laba 21% you menjadi Rp 226,3 miliar atau menyumbang 1,8%. Posisi ketiga ada Bank Mandiri Taspen (Mantap) dengan pertumbuhan laba 58% yoy menjadi Rp 178,5 miliar, menyumbang 1,4%.

Lalu ada Mandiri Sekuritas yang labanya melesat 176% yoy menjadi Rp 124,3 miliar, atau menyumbang 1%. Sedangkan anak perusahaan lainnya mencatatkan total laba senilai Rp 149,7 miliar atau menyumbang 1% terhadap laba Bank Mandiri. 

“Kalau kita lihat, bagaimana kita bisa mengembangkan anak-anak usaha,, memang kami memiliki inisiatif terus tingkatkan capabilities di digital baking. Akan didukung  melalui perusahaan venture capital yang kami miliki yakni Mandiri Capital Indonesia (MCI) yang sudah banyak berinvestasi di e commerce, fintech, dan start up yang memiliki nilai valuasi yang semakin baik dengan perkembangan di industri keuangan yang terus meningkat saat ini,” tambah Darmawan.

Ia mengatakan dengan dinamika perkembangan teknologi saat ini, Bank mandiri akan kembali menambah modal bagi anak perusahaan khususnya Mandiri Capital Indonesia. Sayangnya, ia belum merinci nilai tambahan modal tersebut. 

Sedangkan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tidak terlalu mengandalkan kontribusi anak perusahaan di tengah pandemi terhadap kinerja laba. Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menyatakan laba bersih perusahaan naik 18,1% yoy dari Rp 12,24 triliun menjadi  Rp 14,45 triliun sepanjang semester I-2021.

“Anak-anak perusahaan BCA relatif masih kecil. Sejauh ini, kontribusi paling besar itu BCA Finance. Pada saat normal kontribusi sekitar Rp 1,68 triliun pada laba BCA. Pada kondisi sekarang, tidak bisa berjaya seperti itu,” ujar Jahja pada pekan lalu. 

Jahja melihat, saat ini anak perusahaan BCA relatif tidak  membutuh modal tambahan di tengah pandemi. Namun, ia memastikan bila ada strategi pengembangan usaha, maka BCA siap menyuntik tambahan modal bagi anak-anak perusahaanya. 

Kendati demikian, BCA berencana untuk menyuntikkan sejumlah besar modal kepada Bank Digital BCA guna mengembangkan bisnisnya. Terutama, BCA berencana membawa anak perusahaan ini melantai ke pasar saham dalam dua tahun mendatang.. Sehingga dibutuhkan pengembangan skala bisnis dan layanan.  Kendati demikian, ia masih belum mau merinci besaran dan waktu pemberian dana segar itu.

Adapun PT Bank Danamon Indonesia Tbk mencatatkan tumbuhan laba bersih 18% year on year (yoy) dari Rp 845 miliar menjadi Rp 998 miliar pada semester 1-2021. Direktur Bank Danamon Muljono Tjandra menyatakan terdapat empat mesin utama pertumbuhan kinerja bank. 

Mulai dari Enterprise Banking yang terdiri dari segmen Perbankan Korporasi dan Perbankan Komersial, serta Institusi Keuangan. Lalu anak perusahaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance), UMKM, dan konsumer. 

“Kalau kita lihat Danamon secara keseluruhan, dimana portofolio Enterprise Banking  itu sekitar 43%. Lalu 31% itu dari kontribusi Adira Finance. UMKM menyumbang 17%, dan konsumer termasuk KPR dan kartu kredit menyumbang 8%,” papar Muljono pada pekan lalu. 

Baca Juga: Membandingkan realisasi penyaluran KUR perbankan pada semester I 2021

Hingga paruh pertama 2021, Bank Danamon mencatatkan total kredit dan trade finance senilai Rp 131,43 triliun. Nilai itu masih terkontraksi 8% yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 142,71 triliun. 

Adapun kontribusi Adira Finance semester 1-2020 lalu mencapai 35% dari total kredit Bank Danamon. Lalu Enterprise Banking menyumbang 36%, UMKM sebanyak 19%, dan konsumer sebanyak 8%. Memang, sejalan dengan perbaikan pada industri pembiayaan kendaraan bermotor, total pembiayaan baru Adira Finance di kuartal kedua 2021 meningkat 282% dibandingkan tahun sebelumnya atau mencapai sebesar Rp 6,4 triliun. Pembiayaan baru Adira Finance tumbuh 356% YoY untuk roda dua dan 242% YoY untuk roda empat. 

Seiring dengan itu, pendapatan berbasis komisi terkait pembiayaan Adira Finance (credit related fee) ikut naik. Bila pada semester 1-2020 hanya Rp 224 miliar meningkat menjadi Rp 311 miliar. “Adira Finance kita masih mencadangkan untuk tumbuh 20% hingga 25% hingga akhir tahun dibandingkan tahun lalu. Kita  masih optimis untuk mencapainya,” tambah Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli.

Selanjutnya: Soal aturan jaminan bank dalam upaya keberatan putusan KPPU, ini kata pengusaha

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×