kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.759.000   14.000   0,80%
  • USD/IDR 16.530   -100,00   -0,61%
  • IDX 6.312   88,27   1,42%
  • KOMPAS100 903   6,88   0,77%
  • LQ45 712   2,66   0,38%
  • ISSI 198   3,50   1,80%
  • IDX30 373   2,21   0,60%
  • IDXHIDIV20 448   3,53   0,79%
  • IDX80 103   0,27   0,27%
  • IDXV30 108   0,52   0,49%
  • IDXQ30 122   0,86   0,71%

Pasar Paylater Diproyeksikan Tumbuh Signifikan hingga Rp 204 Triliun pada 2030


Rabu, 19 Maret 2025 / 09:02 WIB
Pasar Paylater Diproyeksikan Tumbuh Signifikan hingga Rp 204 Triliun pada 2030
ILUSTRASI. Nasabah menggunakan aplikasi paylater di Tangerang Selatan, Kamis (19/1/2023). Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mengisyaratkan bisnis paylater lebih terjamin dibandingkan cash loan seperti pinjaman online alias pinjol. Paylater dianggap lebih terjamin karena data penggunanya sudah terlebih dahulu diverifikasi sebelum menggunakan layanan tersebut. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater diproyeksikan terus berkembang seiring dengan potensi pasar yang masih besar di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.

PT Akulaku Finance Indonesia mengutip riset Research and Markets, yang memperkirakan pasar BNPL di Indonesia akan tumbuh sebesar 13,5% secara tahunan (Year on Year/YoY) dan mencapai Rp 129 triliun pada 2025.

Baca Juga: Perbankan Masuk Bisnis Paylater, Akulaku Finance Siap Hadapi Tantangan

"Pasar BNPL diperkirakan meningkat menjadi Rp 204 triliun pada 2030, dari Rp 114 triliun pada 2024. Artinya, potensi pertumbuhan industri ini masih sangat besar," ujar Direktur Keuangan Akulaku Finance, Aan Setiawandi, dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Senin (17/3).

Tren Penggunaan Paylater di Indonesia

Aan menjelaskan, proyeksi pertumbuhan paylater ke depan juga didukung oleh tren yang berkembang saat ini.

Berdasarkan riset, paylater telah menjadi tiga besar metode pembayaran utama yang digunakan konsumen saat berbelanja online di Indonesia.

Adapun preferensi metode pembayaran konsumen adalah sebagai berikut:

  • Dompet digital (e-wallet) masih menjadi pilihan utama.
  • Kartu kredit berada di posisi kedua.
  • Paylater menempati peringkat ketiga dan terus meningkat popularitasnya.

Baca Juga: Jabodetabek dan Jawa Barat Dominasi Pembiayaan Paylater Akulaku Finance

"Pertumbuhan paylater juga didorong oleh meningkatnya transaksi di e-commerce serta menurunnya minat terhadap penggunaan kartu kredit. Tercatat, angka penggunaan kartu kredit turun dari 15% pada 2023 menjadi 9,5% pada 2024," jelas Aan.

Dominasi Milenial dan Gen Z

Saat ini, pengguna layanan paylater di Indonesia didominasi oleh generasi Milenial dan Gen Z, yang menyumbang sekitar 85% dari total pengguna.

Aan meyakini bahwa kedua kelompok ini akan terus menjadi pasar utama bagi layanan paylater di masa mendatang.

"Ini merupakan potensi pasar yang besar bagi kami di tahun-tahun berikutnya," tambahnya.

Baca Juga: Paylater Jadi Pilihan Utama, Transaksi Kredivo Melejit saat Ramadan

Dari sisi kinerja, sektor BNPL menunjukkan pertumbuhan yang signifikan pada akhir 2024.

Pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan tumbuh 37,6% YoY menjadi Rp 6,82 triliun.

Pembiayaan BNPL oleh perbankan meningkat 43,76% YoY menjadi Rp 22,12 triliun.

Selanjutnya: Trump Pertimbangkan untuk Akui Krimea Ukraina Sebagai Bagian dari Rusia

Menarik Dibaca: Cetak Rekor Tertinggi, Harga Emas Antam Melejit Rp 14.000 Hari Ini 19 Maret 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×