Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan terhadap pasar saham akibat sentimen global, termasuk kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump, mendorong pelaku pasar untuk lebih waspada. Dana Pensiun PT Bank Tabungan Negara (Dapen BTN) merespons kondisi ini dengan strategi investasi yang lebih berhati-hati.
Direktur Investasi Dapen BTN Adi Santoso Budidarma mengatakan, pihaknya tetap berkomitmen mengelola investasi secara amanah dan mengupayakan imbal hasil optimal dengan risiko yang terukur.
Namun, di tengah pelemahan pasar, strategi Dapen BTN difokuskan pada pendekatan yang prudent dan selektif.
Baca Juga: Pasar Saham Melemah, Dana Pensiun BTN Alihkan Fokus ke Instrumen Lebih Stabil
“Kami membatasi transaksi pada pasar saham dan dilakukan dengan prudent serta selektif. Namun kami tetap memonitor pergerakannya melalui analisis fundamental dan teknikal serta berdiskusi dengan para analis pasar modal,” ujar Adi kepada Kontan, Rabu (9/4).
Adi menambahkan bahwa Dapen BTN tetap melakukan evaluasi berkala untuk menentukan waktu yang tepat dalam mengambil keputusan beli atau jual saham. Strategi ini memungkinkan perusahaan memanfaatkan momentum di tengah fluktuasi pasar yang terjadi.
Meskipun tekanan terhadap pasar saham masih berlangsung, Dapen BTN tidak sepenuhnya keluar dari pasar modal. Namun, eksposur terhadap saham saat ini dikurangi, dan fokus investasi lebih diarahkan ke instrumen yang lebih stabil.
“Investasi pada saham saat ini sangat terbatas dan cenderung dikurangi serta beralih kepada instrumen investasi lain yang lebih stabil. Mayoritas investasi Dapen BTN saat ini ada pada fixed income,” jelasnya.
Baca Juga: ADPI Sebut Dana Pensiun Belum Tentu Menambah Investasi di Saham Meski Harga Turun
Adi mengatakan, alokasi saham dalam portofolio Dapen BTN tercatat sebesar 6,02% per 31 Maret 2025.
Strategi ini mencerminkan sikap antisipatif perusahaan dalam menjaga nilai investasi dan meminimalkan risiko akibat ketidakpastian pasar, tanpa kehilangan peluang untuk tetap meraih return jangka panjang.
Selanjutnya: Askrindo Bukukan Premi Bruto Rp 10,2 Triliun pada 2024
Menarik Dibaca: 10 Sayuran yang Tidak Boleh Dikonsumsi Penderita Diabetes secara Berlebihan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News