kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.214   -34,00   -0,21%
  • IDX 7.106   9,09   0,13%
  • KOMPAS100 1.062   0,11   0,01%
  • LQ45 836   0,28   0,03%
  • ISSI 215   0,22   0,10%
  • IDX30 427   0,57   0,13%
  • IDXHIDIV20 515   1,62   0,31%
  • IDX80 121   -0,01   -0,01%
  • IDXV30 125   -0,18   -0,14%
  • IDXQ30 143   0,25   0,18%

Pefindo kantongi mandat obligasi Rp 85,46 triliun


Kamis, 16 Maret 2017 / 11:08 WIB
Pefindo kantongi mandat obligasi Rp 85,46 triliun


Reporter: Dina Farisah | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Bisnis pemeringkatan berkibar di awal tahun ini. Masuk bulan ketiga Tahun Ayam Api ini, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) kebanjiran mandat pemeringkatan emisi obligasi.

Per 14 Maret 2017, total mandat yang telah diterima Pefindo dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp 10,66 triliun. Mandat tersebut berasal dari perusahaan perbankan, perusahaan pembiayaan, konstruksi dan barang konsumsi. Adapun total mandat pemeringkatan keseluruhan Rp 15,7 triliun. Artinya, mandat diterima Pefindo menguasai pangsa pasar pemeringkatan emisi sebanyak 67,8%.

Hendro Utomo, Senior Vice President Division Head Financial Institution Ratings PT Pefindo mengatakan, prospek penerbitan obligasi sepanjang 2017 akan semarak. Sebab ada obligasi jatuh tempo senilai Rp 87,6 triliun di 2017. Tahun ini menjadi puncak obligasi jatuh tempo seperti tahun 2012. Sebab rata-rata tenor obligasi adalah lima tahun.

"Siklus puncak obligasi jatuh tempo berpotensi mendorong emiten melakukan refinancing. Caranya dengan menerbitkan obligasi," kata Hendro, Rabu (15/3). Pefindo juga mengantongi mandat belum listing sebanyak Rp 74,8 triliun. Mandat itu dari 36 perusahaan di berbagai sektor. Perbankan menjadi sektor terbesar yang melimpahkan mandat Pefindo (lihat tabel).

Perpaduan mandat yang sudah listing maupun belum listing mencapai Rp 85,46 triliun. Dari total mandat yang belum melantai di Bursa, senilai Rp 43,5 triliun merupakan penawaran umum berkelanjutan (PUB) baru. Ada pula penerbitan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) Rp 4,59 triliun.

Hendro menilai, perusahaan telah berhitung sebelum menerbitkan obligasi pada tahun ini. Sebab, rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat akan berdampak pada kenaikan suku bunga acuan dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×