Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pegadaian (Persero) resmi mendapatkan izin usaha bullion dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Hal ini setelah terbitnya surat OJK No. S-325/PL.02/2024, yang menyetujui Pegadaian untuk melaksanakan kegiatan usaha bank emas atau bullion.
Menanggapi hal ini, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan bahwa kehadiran Pegadaian di sektor bullion akan memberikan dampak yang signifikan terhadap industri emas di Indonesia.
Nailul menilai, ekosistem penjualan emas di Indonesia melibatkan rantai panjang dari penambangan hingga penjualan ke konsumen akhir. Untuk itu, ia menuturkan bahwa proses ini membutuhkan dukungan sistem keuangan yang kuat untuk mendorong ekspansi lebih luas.
Baca Juga: PT Pegadaian Resmi Dapat Izin Usaha Bullion, Pengamat: Peluang untuk Masyarakat
Selain itu, ia menuturkan kehadiran bank bullion juga berpotensi meningkatkan efisiensi produksi emas nasional melalui pengurangan biaya logistik dan produksi, peningkatan kapasitas pengolahan, serta akselerasi teknologi.
“Hal ini tentu diharapkannya dapat memperkuat industri emas nasional dari hulu ke hilir, menciptakan peluang kerja baru, dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar emas global. Termasuk berpotensi meningkatkan perekonomian melalui pendapatan perpajakan dan devisa negara,” kata Nailul kepada Kontan, Selasa (7/1).
Lebih jauh, Nailul melihat bahwa Pegadaian tidak hanya unggul pada pengalaman panjang dalam jual beli emas, tetapi juga pada posisinya sebagai bagian dari holding perbankan yang dipimpin oleh BRI.
Dengan begitu, dia menilai bahwa keberadaan Pegadaian dalam holding tersebut, dapat memperkuat stabilitas dan kapasitas finansial perusahaan, sehingga memberikan daya saing yang lebih, dalam menjalankan bisnis bullion.
Baca Juga: Pengamat: Bullion Bank di Indonesia akan Melengkapi Ekosistem Hilirasi Emas
Namun demikian, Nailul juga mengatakan bahwa Pegadaian harus memiliki regulasi yang jelas dan mitigasi risiko dalam pengoperasian bank bullion. Pasalnya, keberhasilan Pegadaian menjalankan usaha ini, juga bergantung pada kesiapan regulasi dan mitigasi risiko.
“Maka dari itu, saya rasa pemerintah, melalui Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian Keuangan, dan BUMN, perlu memastikan adanya regulasi dan roadmap yang jelas untuk mendukung operasional Pegadaian sebagai bank bullion,” tegasnya.
Tak hanya itu, Nailul mengatakan risiko terkait kenaikan suku bunga dan potensi gagal bayar juga harus dikelola dengan baik agar tidak merugikan Pegadaian.
Untuk diketahui, setelah mendapat izin usaha bulion, Pegadaian bisa melakukan kegiatan usaha seperti deposito emas, pinjaman modal kerja emas, jasa titipan emas korporasi maupun perdagangan emas.
Baca Juga: Pegadaian Menilai Bisnis Bullion di Indonesia Punya Potensi Besar
Adapun saat ini bisnis gadai menjadi core bisnis PT Pegadaian, dengan 90% masih didominasi oleh gadai emas.
Hal tersebut tercermin dari omzet PT Pegadaian yang mencapai Rp 230 triliun, dengan barang jaminan emas mencapai 92 ton dan saldo tabungan emas sebesar 10,3 ton hingga November 2024.
Selanjutnya: Gempa Bumi Mengguncang Himalaya Utara, Menewaskan 95 Orang di Tibet
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Besok di Bali, Ini 7 Wilayah yang Masih Diguyur Hujan!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
