kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45938,46   -25,27   -2.62%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pegadaian menunggu izin dari OJK untuk meluncurkan fintech


Kamis, 31 Januari 2019 / 07:33 WIB
Pegadaian menunggu izin dari OJK untuk meluncurkan fintech


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pegadaian (Persero) akan meluncurkan layanan fintech lending pada pertengahan tahun 2019. Layanan tersebut membidik nasabah dari kalangan milenial perkotaan.

Direktur Teknologi Informasi Digital Pegadaian Teguh Wahyono mengaku, Pegadaian masih menunggu perizinan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar bisa beroperasi secara resmi di semester II-2019.

“Untuk izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan masih proses, karena kami belum mempunyai izinnya,” kata Teguh di Jakarta, Rabu (30/1).

Nantinya, Pegadaian akan membidik pasar fintech Pegadaian yang berbeda dari yang lain. Maka itu Pegadaian tengah mendalami permintaan pasar, serta mempelajari sistem dan bisnis fintech lending.

Pegadaian juga akan berkolaborasi dengan lima hingga enam fintech berbasis peer to peer (P2P) lending. Melalui kerjasama ini, Pegadaian berperan sebagai lender yang memberikan pinjaman ke debitur di platform fintech

Harapannya, melalui kerja sama ini, Pegadaian bisa menyalurkan kredit sebesar Rp 1 triliun. Yang artinya, kolaborasi dengan fintech bisa mengerek bisnis pembiayaan antara 5%-6% di tahun ini.

Menurutnya, perjanjian kerja sama dengan satu fintech akan rampung akhir Januari dan terealisasi pada Februari 2019. Perseroan menjadikan kerja sama awal ini menjadi acuan, bagi kerja sama berikutnya dengan perusahaan berbasis teknologi tersebut.

Sayangnya, ia enggan menyebut nama-nama perusahaan fintech yang diajak berkolaborasi. Yang jelas, perusahaan yang diajak untuk berkolaborasi adalah fintech yang sudah berkembang besar.

Pegadaian juga terus mengembangkan berbagai inovasi baru untuk memperluas pasar dan menunjang pelayanan nasabah, antara lain Pegadaian Digital Service (PDS), Investasi Emas, Gadai Syariah, Gadai Tanpa Bunga dan memperbanyak jumlah agen Pegadaian untuk memperkuat inklusi keuangan.

Kini Pegadaian tengah gencar memperluas pemasaran melalui jaringan digital, yang saat ini kontribusinya masih rendah.

Dengan mempersiapkan dana untuk pengembangan informasi teknologi (IT) sebesar Rp 500 miliar di 2019, atau dua kali lipat lebih tinggi dari tahun lalu.

“Kami sedang membangun digitalisasi sekaligus untuk memodernisasi bisnis Pegadaian supaya lebih cepat, murah, efisien dan layanannya lebih baik. Yang dulunya menggunakan kertas dan dikerjakan manusia, nanti pekerjaan dilakukan oleh mesin semua,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×