Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pegadaian memperbesar pendanaan dari surat utang untuk menggantikan pinjaman bank. Setelah merilis penawaran umum berkelanjutan Rp 3,5 triliun, Pegadaian akan menerbitkan obligasi lagi di semester II.
Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Pegadaian Teguh Wahyono mengatakan, hasil dari penerbitan obligasi itu akan digunakan untuk menyalurkan pinjaman serta melunasi utang yang jatuh tempo. Utang itu berupa obligasi dan pinjaman bank. "Pelunasan pinjaman bank untuk menurunkan cost of fund," kata dia.
Jumlah utang yang akan dilunasi melalui dana hasil penerbitan obligasi Rp 2,5 triliun. Sisa dana hasil penerbitan obligasi digunakan untuk modal kerja. Sepanjang 2018, Pegadaian menargetkan outstanding pinjaman sebesar Rp 45,4 triliun, naik dari tahun lalu yang sebesar Rp 36,88 triliun. Sementara total utang Pegadaian saat ini Rp 25 triliun. "Dari jumlah itu yang berasal dari instrumen surat utang baru Rp 5 triliun," kata Teguh.
Menurut Teguh, porsi pendanaan dari surat utang idealnya 40% dari total pendanaan. Di sisi lain, rasio debt to equity ratio Pegadaian masih kecil yakni 1,7 kali. Selain itu, cost of fund penerbitan obligasi lebih rendah.
Untuk pendanaan syariah, Pegadaian bakal menerbitkan medium term notes (MTN) syariah Rp 500 miliar. Menurut Teguh, penerbitan surat utang syariah ini untuk mengimbangi bisnis syariah. Saat ini, outstanding bisnis gadai syariah mencapai Rp 5 triliun atau setara 13% dari total oustanding pinjaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News