kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.515.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.113   0,00   0,00%
  • IDX 7.080   43,33   0,62%
  • KOMPAS100 1.058   7,20   0,69%
  • LQ45 827   1,51   0,18%
  • ISSI 216   1,79   0,84%
  • IDX30 423   0,27   0,06%
  • IDXHIDIV20 512   -2,14   -0,42%
  • IDX80 120   0,73   0,61%
  • IDXV30 126   0,70   0,56%
  • IDXQ30 142   -0,50   -0,35%

Pelemahan Daya Beli Jadi Tantangan Perbankan Menyalurkan Kredit Konsumsi di 2025


Senin, 30 Desember 2024 / 07:35 WIB
Pelemahan Daya Beli Jadi Tantangan Perbankan Menyalurkan Kredit Konsumsi di 2025
ILUSTRASI. Pelemahan konsumsi masyarakat diproyeksikan masih akan berlanjut pada tahun 2025 dan turut mempengaruhi kredit konsumsi bank.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan konsumsi masyarakat diproyeksikan masih akan berlanjut pada tahun 2025, seiring dengan beragam kebijakan pemerintah yang berpotensi menurunkan daya beli masyarakat kelas menengah bawah.

Hal ini setidaknya turut mempengaruhi kredit konsumsi bank tahun depan, mengingat mayoritas masyarakat Indonesia didominasi kelompok menuju kelas menengah yang sebesar 49,22% dari total penduduk Indonesia menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).

Di sisi lain sejumlah bankir membenarkan pelemahan di sektor konsumsi akan menjadi tantangan pada penyaluran kredit di tahun 2025. Meski begitu, industri perbankan tetap optimistis dalam melihat peluang untuk mendorong pertumbuhan kredit konsumsi tahun depan.

Berdasarkan data terbaru dari Bank Indonesia, penyaluran kredit konsumsi di industri perbankan mengalami perlambatan pada November 2024. Kredit konsumsi tumbuh sebesar 10,8% secara tahunan atau year on year (YoY), menurun dibandingkan bulan Oktober 2024 yang tumbuh 10,9% YoY.

Baca Juga: Menilik Kembali Tren Aliran Dana Asing Jelang Pergantian Tahun

Perlambatan ini utamanya disebabkan oleh penyaluran KPR yang tumbuh menjadi 10,3% YoY per November 2024, lebih rendah dibandingkan bulan Oktober yang tumbuh 10,8% YoY. Di sisi lain, segmen Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) justru meningkat menjadi 10,5% YoY per November 2024, dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 9,9% YoY.

Tertinggi, kredit multiguna menjadi segmen terbesar menyumbang kontribusi pertumbuhan kredit konsumsi perbankan per November 2024, yakni tumbuh 11,2% YoY, naik dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 11,1% YoY.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menilai masih ada ruang untuk pertumbuhan kredit konsumsi di tahun 2025, terutama pada sektor perumahan.

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F Haryn menyampaikan, meskipun pemerintah akan menerapkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12% di tahun depan, masih ada kebijakan lainnya yang turut mendorong pertumbuhan konsumsi masyarakat khususnya di segmen KPR. Kebijakan-kebijakan ini antara lain perpanjangan insentif PPN ditanggung pemerintah (DTP) serta adanya penghapusan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) serta Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) untuk rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). 

Baca Juga: Simak Strategi Atur Ulang Portofolio Investasi di Tahun 2025

"Dalam mendorong kredit konsumer ke depan, BCA secara konsisten memberikan nilai tambah kepada nasabah dengan menghadirkan beragam promo menarik di berbagai segmen," ungkap Hera kepada Kontan.co.id, Minggu (29/12).

Dia menambahkan, penyaluran kredit konsumsi BCA pada 2025 secara umum akan sejalan dengan kondisi makro ekonomi. Lebih lanjut Hera menyampaikan, BCA terus menjajaki berbagai kesempatan untuk menyalurkan kredit ke berbagai segmen, serta memperkuat platform perbankan transaksi secara berkelanjutan guna memperkokoh pendanaan.

Adapun sampai dengan September 2024, pertumbuhan kredit konsumsi BCA yang sebesar 13,1% YoY, utamanya didorong oleh penyaluran KPR, yang diikuti oleh pertumbuhan KKB. Seiring dengan itu BCA tetap mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit yang berkualitas.

Baca Juga: Penghimpunan DPK Perbankan Semakin Berat Saat Ada Kenaikan PPN Jadi 12%

Sementara itu PT Bank J Trust Indonesia Tbk menilai salah satu tantangan penyaluran kredit di tahun depan adalah menurunnya daya beli masyarakat. Ini juga yang membuat proyeksi pertumbuhan kredit di 2025 tidak akan lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan kredit di tahun 2024. 

Direktur Bisnis Bank J Trust Indonesia Widjaja Hendra menyebut pihaknya tetap menargetkan pertumbuhan kredit di angka dua digit untuk tahun 2025.

"Kredit ritel konsumsi J Trust saat ini masih kecil, tapi tahun depan diproyeksikan akan lebih besar dari yang saat ini, seiring dengan upaya kami dalam mempersiapkan core system bisnisnya, sehingga pertumbuhan ritel di segmen KPR, dan SME dapat lebih baik lagi," ungkapnya belum lama ini.

Baca Juga: Tertohok Kenaikan PPN, Simpanan Bank Mengempis

Direktur Utama PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB), Yuddy Renaldi juga membenarkan, masih adanya tekanan daya beli pada tahun 2025 yang mempengaruhi segmen konsumsi.

"Tekanan daya beli dari inflasi menjadi tantangan pada sektor konsumsi, sedangkan naiknya upah tenaga kerja dapat memberikan tekanan pada dunia usaha. Ini yang perlu dimitigasi dengan cermat dalam melakukan ekspansi," ungkapnya.

Meski begitu BJB tetap optimistis memproyeksikan pertumbuhan kredit di kisaran 7-8% YoY pada 2025, dengan tetap menjaga kualitas kredit.

Adapun jika melihat realisasi kredit pada Kuartal III-2024, segmen konsumer khususnya dari sisi payroll based masih menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit perseroan yang tumbuh 10% YoY.

Selanjutnya: Cuan Di 2024, Harga Saham Ini Naik Ratusan-Ribuan Persen, Apakah Masih Layak Beli?

Menarik Dibaca: Punya Banyak Manfaat Baik, Namun Berbahayakah jika Anda Makan Nanas Setiap Hari?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×