kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.294.000   -9.000   -0,39%
  • USD/IDR 16.585   5,00   0,03%
  • IDX 8.258   6,92   0,08%
  • KOMPAS100 1.128   -3,16   -0,28%
  • LQ45 794   -6,53   -0,82%
  • ISSI 295   3,34   1,15%
  • IDX30 415   -3,30   -0,79%
  • IDXHIDIV20 467   -5,39   -1,14%
  • IDX80 124   -0,60   -0,48%
  • IDXV30 134   -0,53   -0,39%
  • IDXQ30 130   -1,48   -1,13%

Peluang Bank Devisa di Tengah Surplus Neraca Dagang


Jumat, 10 Oktober 2025 / 17:22 WIB
Peluang Bank Devisa di Tengah Surplus Neraca Dagang
ILUSTRASI. Surplus neraca dagang Indonesia tercatat sebesar US$ 5,49 miliar pada Agustus 2025, tertinggi dalam hampir tiga tahun terakhir.?


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Surplus neraca dagang Indonesia yang kian kuat jadi angin segar bagi perbankan, terutama yang merupakan bank devisa.  Di mana, itu menjadi momentum penguatan bisnis perdagangan internasional.

Seperti diketahui, Indonesia kembali mencatat surplus neraca dagang yang kuat pada Agustus 2025, mencapai US$ 5,49 miliar, tertinggi dalam hampir tiga tahun terakhir.

Capaian ini memperpanjang tren positif surplus selama 64 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 yang menandakan ketahanan ekspor nasional di tengah ketidakpastian global.

Surplus neraca perdagangan turut memperkuat posisi eksternal Indonesia dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa per akhir September 2025 mencapai US$ 148,7 miliar, cukup untuk membiayai impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah  lebih dari enam bulan.

Baca Juga: BI: Surplus Neraca Dagang US$5,49 Miliar per Agustus 2025 Perkuat Ketahanan Ekonomi  

Di sisi lain, kebijakan moneter yang lebih longgar. dengan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate berada di level 4,75%, memberikan ruang bagi dunia usaha dan perbankan untuk menyalurkan kredit dengan biaya dana yang lebih rendah.

Analis Ajaib Sekuritas, Rizal Rafly menilai bahwa tren surplus yang berkelanjutan akan menjadi katalis positif bagi bank-bank devisa. Menurutnya, surplus perdagangan memberi pasokan valas yang stabil dan permintaan layanan trade finance meningkat. 

Dalam hal ini, ia pun menyoroti PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (BWS), yang memiliki kapabilitas dalam layanan trade finance dan valas, menjadi salah satu bank yang berpotensi memanfaatkan peluang tersebut. 

“Bagi bank seperti BWS, ini peluang besar untuk menumbuhkan fee-based income di luar pendapatan bunga,” ujarnya dalam keterangannya, Jumat (10/10/2025).

Selain memperluas layanan dokumen ekspor-impor, ia menilai BWS juga diuntungkan oleh ekosistem grup Woori yang memiliki jaringan internasional luas.

Menurutnya, hal tersebut mempermudah proses advising maupun confirming L/C lintas negara dan meningkatkan kecepatan penyelesaian transaksi. 

Baca Juga: Ada Kenaikan Impor Jelang Nataru, Surplus Neraca Dagang Diperkirakan Menyempit

“Aktivitas remitansi juga berpotensi tumbuh seiring dengan meningkatnya arus devisa masuk dari ekspor dan pembayaran perdagangan luar negeri,” jelasnya.

Rafly menambahkan bahwa dengan suku bunga yang mulai menurun, bank devisa memiliki ruang untuk menawarkan pembiayaan ekspor dengan suku bunga lebih kompetitif. 

“Kalau neraca perdagangan tetap surplus, likuiditas valas terjaga, dan risiko nilai tukar terkendali. Itu kombinasi ideal bagi bank devisa untuk ekspansi,” katanya.

Di tengah peluang tersebut, ia menilai bank tetap perlu memperhatikan aspek kepatuhan dan mitigasi risiko transaksi lintas negara. Volume dokumen perdagangan yang meningkat juga harus diimbangi dengan penguatan sistem verifikasi, digitalisasi trade finance, dan tata kelola anti-pencucian uang.

Secara keseluruhan, tren surplus neraca dagang Indonesia sepanjang 2025 menjadi sinyal positif bagi stabilitas ekonomi nasional sekaligus membuka ruang pertumbuhan baru bagi sektor perbankan, khususnya bank devisa. 

“Bagi BWS, momentum ini bisa menjadi pijakan strategis untuk memperluas portofolio layanan perdagangan internasional, memperkuat basis nasabah korporasi dan UKM ekspor, serta meningkatkan kontribusi pendapatan berbasis komisi di tengah normalisasi suku bunga,” pungkasnya.

Selanjutnya: Trump Akan Menjalani Pemeriksaan Medis Kedua Tahun Ini

Menarik Dibaca: Tren Dapur 2025: 8 Gaya Backsplash yang Mulai Ditinggalkan Desainer Interior, Simak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×