Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek bank digital dinilai masih positif, mengingat adopsi teknologi yang baik di Indonesia. Meski begitu, para pemain diingatkan untuk terus gencar dalam membangun ekosistemnya.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan bahwa sejauh ini terlihat bank digital membutuhkan sesuai inovasi yang baru untuk dapat mendorong kinerjanya.
Baca Juga: BRI Danareksa Pertahankan Pandangan Overweight Sektor Bank Digital, Ini Penjelasannya
"Sejauh ini kalau kami perhatikan, penetrasi bank digital tampaknya tidak semasif saat bank digital baru diperkenalkan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (23/7).
Nico menuturkan, ekosistem yang dibangun terlihat lambat berkembang. Sehingga tidak mampu memberikan alasan kepada user untuk dapat menggunakan bank digital dalam waktu panjang.
Menurutnya, apabila ekosistem tersebut lambat berkembang maka perkembangannya juga akan melambat. "Oleh sebab itu pembetukan dan perkembangan ekosistem harus diperhatikan," sambungnya.
Meski begitu, sejumlah bank digital yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan pertumbuhan kinerja. Ia melihat hal tersebut lantaran pemulihan ekonomi sebagai katalis utamanya, terlebih daya beli dan konsumsi terjaga, sehingga pertumbuhan kredit tetap terjaga meskipun ada perlambatan.
Tim riset Sinarmas Sekuritas juga melihat hal serupa. Agar dapat menonjol di lanskap perbankan digital Indonesia yang kompetitif, bank digital harus memprioritaskan inovasi teknologi.
Contohnya onboarding yang lancar, memanfaatkan pengenalan wajah dan deteksi keberadaan untuk pembukaan rekening online yang cepat, atau memasukkan fitur-fitur seperti QRIS dan kartu debit fisik/virtual yang dapat meningkatkan pengalaman nasabah. Selain itu, masalah keamanan dan kurangnya sentuhan pribadi harus diatasi.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Bank Digital dari Sejumlah Analis
Sebabnya, di dunia perbankan Indonesia, simpanan ritel menyumbang sekitar 35% dari total simpanan dan diproyeksikan berkontribusi sekitar 44% pada tahun 2030.
Lalu, adopsi digital diperkirakan akan meningkat dari 12% pada tahun 2021 menjadi 40% pada tahun 2030, mendorong simpanan digital menjadi Rp 1.075 triliun.
"Faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan bank digital antara lain terbatasnya literasi keuangan, meningkatnya kepemilikan ponsel pintar, dan peningkatan akses perbankan," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News