Reporter: Dikky Setiawan, Tendi Mahadi | Editor: Bagus Marsudi
Otomotif masih berat
Langkah itu sekaligus sebagai upaya perusahaan meminimalisir dampak dari tren pembiayaan kendaraan roda empat yang saat ini belum membaik. Permintaan kendaraan roda empat masih cukup berat seiring daya beli masyarakat kian terbatas.
Namun, MTF masih mencermati perkembangan yang terjadi saat ini. Selain itu, MTF akan fokus pada nasabah lama (existing) dari induk usaha mereka yakni Bank Mandiri. “Kami belum tahu apakah tren ini (pertumbuhan bisnis industri komoditas) akan berlangsung cukup lama atau justru hanya sesaat saja,” papar Harjanto.
Harjanto berharap, pembiayaan alat berat mampu memberikan kontribusi terhadap target perusahaan di tahun ini. Untuk itu, MTF menargetkan mampu menjaring 2.000 surat pemesanan kendaraan (SPK). Singkatnya, kata dia, pada sisa tahun ini, MTF akan menggenjot pembiayaan per bulan sebesar Rp 2 triliun untuk mencapai target.
Menggeliatnya bisnis sektor komoditas juga menjadi perhatian PT BFI Finance Indonesia Tbk. Hingga semester pertama tahun ini, BFI Finance mencatat pembiayaan ke sektor alat berat sebesar Rp 790 miliar atau tumbuh 40% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. “Porsi pembiayaan alat berat terhadap total pembiayaan perusahaan sekitar 12%,” kata Sudjono, Direktur Keuangan BFI Finance kepada Tabloid KONTAN.
Sudjono menambahkan, pembiayaan produk kendaraan roda empat bekas masih menjadi kontributor utama pembiayaan baru BFI Finance, yakni sebesar 71%. Asal Anda tahu, pada semester I 2017, BFI Finance berhasil menyalurkan pembiayaan baru Rp 6,7 triliun. Angka ini tumbuh 30% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 5,2 triliun.
Alhasil, piutang pembiayaan yang dikelola perusahaan (managed receivables) tumbuh 15% menjadi Rp 14,5 triliun pada akhir Juni 2017 dibandingkan Rp 12,6 triliun periode di 2016.