Reporter: Dikky Setiawan, Tendi Mahadi | Editor: Bagus Marsudi
Dus, pada paruh pertama tahun ini, BFI Finance menorehkan kinerja positif. Laba BFI Finance per Juni mencapai Rp 526 miliar atau naik 55% secara year on year dari Rp 340 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Salah satu pendorong pertumbuhan laba karena pendapatan bersih naik menjadi Rp 1,4 triliun per Juni 2017 dibanding Rp 1,1 triliun (Juni 2016).
Hingga akhir tahun ini, BFI Finance Indonesia menargetkan pertumbuhan pembiayaan berkisar 10%–15% dibandingkan tahun lalu. Pada 2016, perusahaan telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 10,5 triliun.
Demi mengejar target tersebut, BFI Finance akan memperkuat infrastruktur, termasuk jaringan usaha untuk dapat meningkatkan pelayanan terhadap nasabah dan mitra usaha (dealer). Hingga Juni 2017, BFI Finance telah mengoperasikan 316 outlet di seluruh Indonesia. Dengan persentase penambahan outlet terbesar 52% di wilayah Jawa dan Bali, selebihnya di Sumatra, Sulawesi, dan kawasan Indonesia Timur.
Kenaikan harga komoditas juga akan dimanfaatkan PT Buana Finance untuk mendongkrak pembiayaan alat berat. Di sepanjang tahun ini, Buana Finance membidik pembiayaan alat berat sebesar Rp 1 triliun.
Porsi tersebut memang lebih kecil dibandingkan target pembiayaan Buana Finance ke sektor konsumer di tahun ini yang mencapai Rp 4 triliun. Herman Lesmana, Direktur Buana Finance menjelaskan, tahun ini, perusahaannya lebih fokus pada penyaluran pembiayaan ke sektor otomotif, terutama mobil bekas. Alasannya, pasar otomotif dinilai lebih baik dibandingkan alat berat. Sepanjang 2017, perusahaan ini menargetkan pembiayaan Rp 5 triliun, naik 92,3% dari tahun lalu.
Catatan saja, sampai kuartal pertama tahun ini, Buana Finance telah menyalurkan pembiayaan alat berat Rp 350 miliar. Dibandingkan realisasi di tahun 2016, pembiayaan alat berat itu meningkat sekitar 30%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News