Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan mobil bekas industri multifinance mencatatkan penurunan. Hal ini seiring menurunnya daya beli konsumen dan lesunya penjualan otomotif selama masa pandemi Covid-19.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembiayaan mobil bekas turun 4,12% yoy menjadi Rp 55,96 triliun pada Maret 2021. Padahal, Maret sebelumnya, pembiayaan mobil bekas masih menyentuh Rp 58,37 triliun.
Penurunan tersebut juga terjadi pada sejumlah pemain. Misalnya saja, Adira Finance mencatatkan penurunan pembiayaan mobil bekas hingga 28% yoy menjadi Rp 795 miliar pada kuartal I 2021. "Hal ini disebabkan karena kurang kondusifnya penjualan otomotif di tengah pandemi," kata Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila, Senin (10/5).
Baca Juga: Merger bank syariah pelat merah ikut mendorong pertumbuhan fintech syariah
Walaupun begitu, Adira Finance tetap membukukan peningkatan penjualan sebesar 11%-12% dari Maret ke April 2021. Walaupun secara persentase kenaikan tidak sebesar menjelang lebaran sebelum pandemi Covid-19 yang bisa mencapai 15%-20%.
Namun pergerakan market secara positif mulai terlihat di awal Mei 2021 sehingga peningkatan pembiayaan baru naik yang didominasi portfolio mobil baru. Kenaikan ini disebabkan beberapa faktor. Salah satunya, insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
Dengan begitu, relaksasi pajak tersebut memilih pengaruh lebih besar terhadap kinerja perusahaan dibandingkan kebijakan pelarangan mudik. Walau ia mengakui, pelarangan mudik hanya berdampak kecil.
Senada, BCA Finance juga mengatakan bahwa relaksasi PPnBM lebih berpengaruh signifikan dibanding pelarangan mudik lebaran terhadap bisnis perusahaan. Hingga April 2021, BCA justru mencatatkan kenaikan pembiayaan mobil bekas. "Ada kenaikan tapi tidak sebesar yang diharapkan. Mungkin pengaruh pelarangan mudik lebaran atau faktor-faktor lain," kata Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim.
Baca Juga: Laba sejumlah emiten multifinance masih menurun pada awal tahun ini
Walau tidak menyebutkan angka, ia menyebut pembiayaan mobil bekas lebih baik dari tahun 2020. Secara total, pembiayaan mobil bekas berkontribusi 20% - 30% dari portofolio perusahaan.
Sementara itu, BFI Finance menyebut pelarangan mudik lebaran tidak berpengaruh pada bisnis perusahaan. Corporate Communication Head BFI Finance Dian Ariffahmi beralasan karena segmen bisnis perusahaan pada pembiayaan modal menggunakan mobil sebagai agunan.
Hingga kuartal I 2021, pembiayaan mobil bekas berkontribusi 72,1% dari piutang pembiayaan yang dikelola senilai Rp 13,6 triliun. Disusul alat berat dan mesin sebesar 13,9%. Untuk pembiayaan motor bekas, perusahaan mencatat porsi 9,1%. Kemudian pembiayaan mobil baru sebesar 1,9%. Dilanjutkan pembiayaan agunan properti dan lainnya menyumbangkan 3% dari total piutang pembiayaan perusahaan.
Selanjutnya: Hingga April 2021, restrukturisasi pembiayaan multifinance mencapai Rp 173,04 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News