kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.600   -6,00   -0,04%
  • IDX 8.089   173,32   2,19%
  • KOMPAS100 1.119   28,59   2,62%
  • LQ45 796   23,97   3,10%
  • ISSI 285   3,86   1,37%
  • IDX30 415   14,34   3,58%
  • IDXHIDIV20 470   17,22   3,80%
  • IDX80 124   2,97   2,46%
  • IDXV30 133   4,48   3,48%
  • IDXQ30 131   4,31   3,39%

Pembiayaan Mobil Listrik Adira Finance Tumbuh 173% per Juli 2025


Selasa, 02 September 2025 / 09:32 WIB
Pembiayaan Mobil Listrik Adira Finance Tumbuh 173% per Juli 2025
ILUSTRASI. Adira Finance mencatat pembiayaan mobil listrik sebesar Rp 474 miliar hingga Juli 2025 atau melonjak 173% per Juli 2025


Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) mencatat pembiayaan mobil listrik sebesar Rp 474 miliar hingga Juli 2025. Nilai tersebut meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Keuangan Adira Finance Sylvanus Gani mengatakan, pembiayaan mobil listrik perusahaan tumbuh sekitar 173% secara tahunan (year on year (YoY). 

“Meskipun demikian, porsi pembiayaan kendaraan listrik masih relatif kecil dibandingkan total pembiayaan perusahaan,” ungkap Gani kepada Kontan, Selasa (2/9/2025).

Gani menyampaikan bahwa pihaknya terus mencermati perkembangan regulasi yang dapat memengaruhi permintaan kendaraan listrik. Salah satunya terkait insentif impor mobil listrik completely built-up (CBU) yang berpotensi berakhir pada akhir 2025. 

Baca Juga: Adira Finance Salurkan Pembiayaan Kendaraan Bekas Rp 3,3 Triliun pada Semester I-2025

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa saat ini belum ada pembahasan mengenai kelanjutan insentif untuk impor mobil listrik utuh atau CBU di tahun mendatang.

Menurut Gani, berakhirnya insentif ini kemungkinan akan membuat harga jual kendaraan listrik impor naik. Hal ini berpotensi pada permintaan yang melambat sehingga berpengaruh pada pembiayaan.

"Namun, kami juga melihat berakhirnya insentif dapat menjadi momentum baru. Hal ini dapat berdampak pada percepatan produksi lokal yang justru bisa membuka peluang pembiayaan baru di masa depan," pungkas Gani.

Selanjutnya: MRT Beroperasi Normal dengan Tarif Rp 1 tapi Tidak Berhenti di Stasiun Ini

Menarik Dibaca: MRT Beroperasi Normal dengan Tarif Rp 1 tapi Tidak Berhenti di Stasiun Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×