Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Danamon Indonesia Tbk mencatat pertumbuhan stagnan hingga kuartal III 2017. Berdasarkan laporan keuangan September 2017, tercatat UUS BTN hanya mencatatkan realisasi pembiayaan sebesar Rp 3,29 triliun atau tumbuh tipis 1,85% secara tahunan atau year on year (yoy).
Pertumbuhan pembiayaan ini tercatat lebih lambat ketimbang kenaikan dana pihak ketiga (DPK) UUS BTN yang naik mencapai 16,14% secara yoy dari Rp 2,59 triliun menjadi Rp 3,01 trilun.
Memang jika dilihat berdasarkan realisasinya, DPK UUS Danamon masih lebih rendah dari outstanding penyaluran kredit. Hal ini juga tercermin dari masih cukup ketatknya Financing to Deposit Ratio (FDR) UUS BTN yang berada di level 99,85%.
Meski begitu, posisi FDR tersebut sudah menurun dari realisasi September tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 111,1%.
Herry Hymanto Direktur Syariah dan Operasional Bank Danamon mengatakan pertumbuhan DPK memang sedikit terjadi di perlambatan dari sisi penghimpunan dana mahal alias deposito.
"Kuartal III 2017 CASA kami tumbuh 40%, memang ada penurunan di deposito berjangka," katanya saat ditemui di Jakarta, Senin (30/10). Herry menyebut, saat ini pihaknya akan fokus untuk mendorong penyaluran pembiayaan ke sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) dan segmen ritel.
"Kami butuh waktu untuk dorong di segmen ritel dan SME (UKM) terutama di kredit pemilikan rumah (KPR)," imbuhnya. Bahkan, bank asal Singapura ini mengatakan akan mengeluarkan produk KPR syariah dalam waktu dekat ini.
Kendati pembiayaan hanya tumbuh tipis, tercatat perolehan laba UUS Bank Danamon masih membaik. Tercatat laba bersih per kuartal III 2017 mencapai Rp 84,8 miliar atau naik 32,72% dari posisi tahun lalu Rp 63,87 miliar. Selain itu, Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) juga menurun ke level 1,3% di kuartal III 2017 dari periode tahun 2016 silam yang mencapai 2,32%.
Penurunan CKPN ini dilakukan lantaran sudah mulai membaiknya kualitas pembiayaan UUS Bank Danamon. Tercatat non performing financing (NPF) atau pembiayaan bermasalah menurun ke posisi 1,28% gross dari posisi kuartal III 2016 sebesar 1,97%.
Melihat kondisi ini, Herry menilai dalam waktu dekat pihaknya masih belum berencana untuk melakukan pemisahan dengan induk atau spin off. Menurutnya, saat ini UUS Bank Danamon masih fokus untuk meleverage seluruh infrastruktur jaringan dengan induk.
"Kami masih coba mengkaji spin off, tapi selama ini leveraging dengan konvensional membuahkan hasil lebih baik. Pendapata kami dalam 3 tahun ke depan kami belum fokus spin off," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News