kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   72.000   2,98%
  • USD/IDR 16.600   5,00   0,03%
  • IDX 8.177   87,95   1,09%
  • KOMPAS100 1.133   13,82   1,23%
  • LQ45 809   12,89   1,62%
  • ISSI 287   1,60   0,56%
  • IDX30 422   7,05   1,70%
  • IDXHIDIV20 479   8,93   1,90%
  • IDX80 126   1,52   1,22%
  • IDXV30 134   0,45   0,34%
  • IDXQ30 134   2,33   1,77%

Pemerintah Pangkas Target Penerbitan SBN, Asosiasi DPLK Tetap Setia di Instrumen Aman


Selasa, 21 Oktober 2025 / 11:11 WIB
Pemerintah Pangkas Target Penerbitan SBN, Asosiasi DPLK Tetap Setia di Instrumen Aman
ILUSTRASI. SHANGHAI, CHINA - DECEMBER 12, 2024 - Illustration Chinese Ministry of Social Security implements personal pension system, Shanghai, China, December 12, 2024. (Photo by CFOTO/Sipa USA)


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) pada kuartal IV-2025 akan lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menargetkan hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) yang merupakan salah satu jenis SBN sebesar Rp 180 triliun pada kuartal IV-2025.

Target tersebut menurun dibandingkan dengan realisasi penerbitan pada kuartal I-2025 sebesar Rp 222,2 triliun, kuartal II-2025 sebesar Rp 208 triliun, dan kuartal III-2025 sebesar Rp 280,35 triliun.

Baca Juga: Jumlah Peserta DPLK PertaLife Capai 86.584, Porsi Segmen Nonformal Masih Minim

Menanggapi hal ini, Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) menilai rencana penurunan target penerbitan SBN menjadi perhatian penting, mengingat instrumen tersebut merupakan tulang punggung portofolio investasi DPLK.

Ketua Umum Asosiasi DPLK Tondy Suradiredja mengatakan, meski penerbitan SBN menurun, DPLK akan tetap mempertahankan porsi investasi yang sudah ada pada instrumen pemerintah tersebut.

Sementara itu, dana baru akan dialokasikan secara selektif ke instrumen berisiko rendah lainnya.

“Hal itu dilakukan untuk menjaga imbal hasil tetap kompetitif, misalnya melalui deposito maupun obligasi korporasi berperingkat investasi (investment grade),” ujar Tondy kepada Kontan.co.id, Selasa (21/10/2025).

Baca Juga: Rendahnya Literasi Jadi Tantangan Tingkatkan Jumlah Peserta DPLK

Selain itu, Tondy menyebut Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) juga menjadi alternatif investasi bagi DPLK, terutama apabila suku bunga acuan domestik masih berada di level tinggi dan stabil.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total nilai investasi DPLK secara gabungan mencapai Rp 149,07 triliun per Juli 2025.

Dari jumlah tersebut, alokasi terbesar berada pada deposito berjangka sebesar Rp 78,08 triliun, disusul instrumen SBN sebesar Rp 41,48 triliun.

Selanjutnya: Cek Bunga Deposito Digital Neo Bank untuk Tenor 7 Hari hingga 12 Bulan

Menarik Dibaca: Pasar Aset Kripto Rontok, Koin FLOKI Mendaki ke Puncak Top Gainers

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×