Reporter: Umi Kulsum | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri financial technology (fintech) berbasis peer to peer (P2P) lending telah berhasil menyalurkan pendanaan sebesar Rp 2,56 triliun sepanjang tahun 2017 lalu.
Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sampai Desember 2017, nominal tersebut melesat 802,32% jika dibandingkan dengan akhir 2016 lalu yang tercatat sebesar Rp 284,15 miliar. Adapun jika dirinci, jumlah pinjaman terbesar masih disumbang dari Pulau Jawa yakni senilai Rp 2,18 triliun, naik 738,48% secara year on year (yoy) yakni Rp 260,67 miliar.
Sementara, meski jumlah pinjaman di luar Jawa belum signifikan namun pertumbuhannya berhasil melampaui Pulau Jawa. Hingga akhir 2017, pinjaman luar Pulau Jawa sebesar Rp 378,32 miliar, meroket 1.510,98% dibanding posisi sama tahun 2016 yang baru mencapai Rp 23,48 miliar.
Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech OJK Hendrikus Passagi mengatakan, tren bisnis fintech berbasis P2P lending akan semakin berkibar di tahun ini. Hal ini juga akan ditopang dari sisi jumlah pebisnis di sektor ini yang semakin meningkat.
"Potensi penyaluran pinjaman tahun 2018 diperkirakan Rp 5 triliun sampai Rp 10 triliun," kata Hendrikus kepada Kontan.co.id baru-baru ini.
Ke depan, Hendrikus juga melihat keberadaan bisnis fintech lending akan semakin dirasakan manfaatnya di pelosok daerah Indonesia dengan menyalurkan pendanaan ke pelaku UMKM.
OJK sendiri terus mendorong dan membantu para pelaku untuk terus berinovasi dan mengembangkan bisnisnya. Ekosistem diperlukan untuk membuat bisnis fintech kian berkembang pesat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News